Jumat, 01 Juni 2012

beberapa kota modern di arab


BAB I
PENDAHULUAN

Kota diartikan sebagai  suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen dan coraknya yang  matrealistis, atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala pemusatan penduduk daerah belakangnya. Beberapa aspek kehidupan di kota antara lain aspek sosial sebagai pusat pendidikan, pusat kegiatan ekonomi , dan pusat pemerintahan.
Modern merupakan kemajuan. Sehingga kota yang menghadapi modernitas otomatis sedang berada pada tahap kemajuan dari masa sebelumnya. Kemajuan ini pun dapat dilihat dari berbagai aspek, baik dari ekonomi, partisipasi politik, kebudayaan, dan keilmuan. Kota modern dapat ditandai dari bertambahnya bangunan-bangunan yang megah, partisipasi politik yang sudah semakin cerdas.
Fungsi kota antara lain sebagai tempat bermukim warga kota, tempat bekerja, tempat hidup dan rekreasi. Sehingga kelangsungan dan kelestarian kota harus didukung oleh prasarana dan sarana yang memadai untuk waktu yang selama mungkin.
Pengertian kota dan daerah perkotaan dapat dibedakan dalam dua pengertian yaitu kota untuk city dan daerah perkotaan untuk ‘’urban”. Pengertian city diidentikkan dengan kota,sedangkan urban berupa suatu daerah yang memiliki suasana kehidupan dan penghidupan modern, dapat disebut daerah perkotaan.
Dari abad awal hijriyah, kota-kota di arab sudah menjadi pusat kegiatan manusia. Disana terdapat sarana dan prasarana yang membuat kota tersebut menjadi pusat kegiatan manusia. Terdapat pasar-pasar yang menjadi tempat untuk berinteraksinya penjual dan pembeli. Juga terdapat masjid-masjid yang menyebabkan kota tersebut menjadi pusat kegiatan manusia. Karena dahulu masjid berfungsi juga sebagai tempat pemerintahan. Sehingga dua hal tadi menyebabkan banyaknya manusia yang mendiami kota itu.
BAB II
PEMBAHASAN

1.    Kota Abu dhabi
a.     Sejarah kota Abu dhabi
Abu Dhabi (أبو ظبي  ) Abu Dhabi secara harfiah artinya adalah Bapa Gazelle , adalah ibukota dan kota terbesar kedua Uni Emirat Arab dalam hal penduduk dan yang terbesar dari tujuh emirat anggota Uni Emirat Arab . Abu Dhabi terletak di sebuah pulau berbentuk T yang menjorok ke Teluk Persia dari pantai barat pusat. Kota ini memiliki penduduk sekitar 896.800 pada tahun 2009. Abu Dhabi adalah bukti arkeologis menunjuk ke peradaban yang telah berada di daerah pulau yang berbentuk T dari 3 milenium SM.
Abu Dhabi memiliki masyarakat yang beragam dan multikultural. Jejak budaya kota ini sebagian kecil adalah etnis homogen mutiara namun komunitas berubah dengan kedatangan komunitas lain yakni dari kelompok etnis warga negara Iran di awal 1900-an, dan kemudian disusul oleh kelompok etnis India dan Pakistan pada 1960-an.
Mayoritas penduduk Abu Dhabi adalah pekerja asing dari India , Pakistan , Eritrea , Ethiopia , Somalia , Bangladesh , Sri Lanka , Filipina , yang Britania Raya dan berbagai negara dari seluruh dunia Arab. Akibatnya, berbagai bahasa pun di gunakan di kota ini, salah satunya yaitu bahasa Inggris , Hindi , Urdu , Tamil , Somalia , Tigrinya , Amhar dan Bengali yang digunakan secara luas. Selain dari bahasa Urdu dan Hindi diucapkan oleh India dan Pakistan, banyak ekspatriat Asia Selatan juga berkontribusi bahasa lain Asia Selatan dengan lingkungan budaya, termasuk Malayalam , bahasa utama yang diucapkan di negara bagian Kerala . dan penduduk asli kota Abu dhabi adalah kelahiran Arab Teluk yang merupakan bagian dari masyarakat yang berbasis klan.[1]
Abu Dhabi umumnya lebih toleran dalam urusan agama dan agama Islam adalah agama utama,  agama kristen, agama hindu, agama budha, beserta  gereja-gereja , kuil Hindu , dan Sikh gurdwaras dapat ditemukan. Kota ini adalah rumah bagi beberapa masyarakat yang telah menghadapi penganiayaan di tempat lain. Suasana kosmopolitan secara bertahap tumbuh dan sebagai hasilnya, ada berbagai sekolah Asia dan Barat, pusat budaya dan restoran bertema.[2]
Abu Dhabi adalah sebuah kota modern dengan luas boulevards, kantor dan bangunan tinggi, apartemen, dan toko-toko. Jalan utama utama adalah Corniche, Airport Road, Jalan Sheikh Zayed, Hamdan Street dan Khalifa Street. Abu Dhabi dikenal di daerah itu untuk yang hijau, mantan padang pasir ini berubah menjadi taman dan kebun. Abu Dhabi telah membangun kurang lebih dari 2000 taman terawat baik dan kebun Abu dhabi memiliki desain dari jalan kota dan jalan utama yang cukup terorganisir. Mulai dari Corniche, dan semua jalan horizontal adalah aneh dan yang vertikal merata bernomor. Jadi, Corniche adalah Jalan # 1, Khalifa adalah Street # 3, Hamdan adalah Street # 5, dan seterusnya. Sebaliknya, Salam Jalan adalah St # 8. Ada banyak taman di berbagai bagian di sudut kota. Biasanya biaya masuk taman gratis bagi anak-anak, namun bagi orang dewasa dikenai biaya masuk.
Keragaman masakan di Abu Dhabi adalah pengaplikasian dari sifat kosmopolitan masyarakat. Makanan Arab sangat populer dan tersedia di mana-mana di berbagai kota. Restoran kecil (shawarma) dan  restoran kelas atas tersedia. Fast food dan masakan Asia Selatan juga sangat populer dan tersedia secara luas. Penjualan dan konsumsi daging babi , meskipun tidak ilegal, diatur dan itu dijual hanya untuk non- Muslim di wilayah yang ditetapkan. Demikian pula, penjualan minuman beralkohol diatur. Izin liquor dibutuhkan untuk membeli alkohol, namun, alkohol tersedia di bar dan restoran atau hotel lima bintang tetapi tidak dijual secara luas. Bahkan Shisha dan butik qahwa juga populer di Abu Dhabi .[3]
b.    Perekonomian
Abu Dhabi adalah emirat terkaya dari UEA dalam hal Produk Domestik Bruto (PDB) dan pendapatan per kapita . Lebih dari $ 1 triliun diinvestasikan di seluruh dunia di kota saja. PDB  per kapita juga mencapai $ 63.000, yang jauh di atas pendapatan rata-rata dari Uni Emirat Arab. Dan Abu dhabi  yang menempati peringkat ketiga di dunia setelah Luksemburg dan Norwegia dalam hal kekayaan pendapatan per kapita.[4]
Abu Dhabi bekerja dalam bisnis mutiara dan Teluk Persia adalah lokasi terbaik untuk mutiara. Para penyelam tidak dibayar untuk pekerjaan sehari-hari, tetapi menerima sebagian dari laba musim. Dan Abu dhabi memiliki kekayaan ekonomi yang bergantung pada mutiara namun pada 1930, perdagangan mutiara menurun, sehingga pemerintah Abu Dhabi beralih pada sektor perekonomian minyak.
Pada tanggal 5 Januari 1936 sebuah perusahaan asosiasi dari Perusahaan Minyak Irak, menandatangani perjanjian konsesi dengan penguasa, Sheikh Shakhbut bin Sultan al Nahyan, untuk mengeksplorasi minyak. Hal ini diikuti oleh konsesi tujuh puluh lima tahun yang ditandatangani pada Januari 1939. Namun hal ini memiliki beberapa masalah, dikarenakan Abu dhabi adalah daerah gurun, pedalaman eksplorasi menjadi penuh kesulitan. Namun setelah melalui beberapa proses akhirnya pada tahun 1958, menggunakan platform pengeboran laut, ditemukan ladang minyak di daerah Ummu Shaif  pada kedalaman 8.755 kaki sekitar (2.669 m). Dan pada tahun-tahun selanjutnya di temukannya ladang minyak di beberapa daerah tertentu. Salah satunya adalah pantai Zakum, daerah Asab, daerah Sahil dan Shah, dan lepas pantai Al- Bunduq, dan Abu al-Bukhoosh.
Abu Dhabi adalah produsen minyak terbesar UAE (Uni Emirat Arab ), dan telah mendapatkan manfaat yang besar dari proyek minyak ini.  Baru-baru ini pemerintah telah melakukan diversifikasi rencana ekonomi mereka. Dilayani oleh harga minyak yang tinggi, minyak non negara dan gas telah melampaui PDB yang disebabkan oleh sektor energi. Hebatnya, non minyak dan gas PDB kini merupakan 64% dari total PDB UEA. Kecenderungan ini tercermin di Abu Dhabi dengan investasi baru substansial dalam industri , real estate , pariwisata dan lainnya . suatu diversifikasi yang aktif dan program liberalisasi untuk mengurangi ketergantungan UEA pada sektor hidrokarbon.
Hal ini terbukti dalam penekanan pada diversifikasi industri dengan selesainya zona bebas, Industrial City Abu Dhabi, Abu Dhabi zona bebas dan pembangunan lain. Ada juga untuk mempromosikan pariwisata dan sektor real estate dengan Abu Dhabi Tourism Authority dan Investasi Perusahaan Pengembangan Pariwisata dan melakukan beberapa skala besar proyek-proyek pembangunan. Proyek-proyek ini akan dilayani oleh infrastruktur transportasi yang telah ditingkatkan dengan port baru, bandara diperluas dan link rel yang diusulkan antara Abu Dhabi dan Dubai semua dalam tahap pengembangan.[5]
Pemerintah Abu Dhabi mencari cara untuk memperluas pendapatan dari produksi minyak dan gas maka pemerintah Abu dhabi memperluas sektor perekonomian dalam hal pariwisata yang berbeda yang dapat menarik berbagai jenis orang. Tujuan ini terlihat pada perhatian pemerintah Abu Dhabi dalam memberikan perhatian penuh ke Bandara Internasional Abu Dhabi. Abu Dhabi berkembang sebagai pusat transportasi utama Timur Tengah, sampai dengan 50 juta penumpang per tahun, sehingga memberikan sebuah kompetisi besar untuk Bandar Udara Internasional Dubai . dan bandara tersibuk kedua di UEA (Uni Emirat Arab) yang melayani 9.020.000 penumpang pada tahun 2008, naik 30,2% dari pada tahun 2007. pada tahun 2009, bandara internasional Abu dhabi mengalami kenaikan lagi 30% + dalam banyaknya permintaan penumpang.
Gagasan diversifikasi ekonomi juga terlihat pada Visi Ekonomi 2030 Abu Dhabi yang direncanakan oleh Dewan Perencanaan Kota Abu Dhabi. Dalam rencana ini perekonomian Abu Dhabi akan berkelanjutan dan tidak tergantung pada setiap segi satu atau sumber pendapatan. Lebih khusus bagian non-minyak pendapatan direncanakan akan meningkat dari sekitar 40% sampai sekitar 60%.[6]
Pada tahun 2007  Dewan Perencanaan Kota Abu Dhabi (UPC) didirikan, yang merupakan badan yang bertanggung jawab bagi masa depan lingkungan perkotaan Abu Dhabi dan otoritas ahli balik visioner Rencana Abu Dhabi 2030 Rencana Struktur Perkotaan Framework yang diterbitkan pada bulan September 2007. UPC juga bekerja pada rencana serupa untuk wilayah Al-Ain dan Al-Gharbia.
c.     Pusat Pemerintahan
Para penguasa emirat mempertahankan keturunan mereka yang berkelompok, Khalifa bin Zayed Al Nahyan adalah penguasa turun-temurun dari Abu Dhabi (UEA). Dia adalah putra Syekh Zayed bin Sultan Al Nahyan , presiden pertama Uni Emirat Arab . Saudara tirinya, Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan , adalah Putra Mahkota Abu Dhabi, dan memiliki pengaruh yang cukup besar sebagai Ketua Abu Dhabi Dewan Eksekutif dan Deputi Panglima Tertinggi angkatan bersenjata Uni Emirat Arab.
Bentuk Penguasa Dewan Agung, dipimpin oleh presiden. Meskipun presiden diperbaharui setiap lima tahun melalui pemungutan suara di dewan, Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan memperbaharui kedudukan kepresidenan dari pembentukan uni emirat arab sampai kematiannya pada bulan November 2004, dan ada pemahaman implisit bahwa penguasa Abu Dhabi akan selalu terpilih sebagai presiden uni emirat arab.
Jumlah anggota Dewan Eksekutif 98 sejak suksesi dan sekarang yang sebagian besar terdiri dari anggota terkemuka dari keluarga penguasa serta sejumlah politisi dihormati.
Pada tingkat federal, undang-undang harus diratifikasi oleh Dewan Agung. Dewan Menteri bentuk otoritas eksekutif negara. kabinet 20-anggota yang dipimpin oleh presiden untuk memilih perdana menteri,. Kabinet juga mengacu pada Dewan Nasional Federal (FNC), 8 anggota badan penasihat. Setiap calon presiden harus memilih wakil-wakilnya melalui pemilihan. Setengah dari anggota pemilihan akan dipilih oleh penguasa sementara separuh lainnya akan dipilih langsung oleh penduduk. Amandemen ini dianggap menjadi langkah pertama dalam program reformasi yang lebih luas pemilu yang akan melihat representasi yang lebih besar pada tingkat federal.
Kepadatan dari Abu Dhabi bervariasi, dengan kepadatan kerja yang tinggi di daerah pusat, kepadatan perumahan yang tinggi di pusat kota pusat dan kepadatan rendah di pinggiran kota. Di daerah padat, sebagian besar konsentrasi dicapai dengan bangunan menengah dan tinggi-naik. Pencakar langit Abu Dhabi seperti terkenal Abu Dhabi Investment Authority Menara , di Bank Nasional Abu Dhabi kantor pusat, Hilton Hotel Menara dan Etisalat markas biasanya ditemukan di distrik keuangan Abu Dhabi. Lain bangunan modern terkenal termasuk Emirates Palace dengan desain terinspirasi oleh warisan Arab.
Perkembangan gedung-gedung tinggi telah mendorong dalam Rencana Abu Dhabi 2030 , yang akan mengarah pada pembangunan gedung pencakar langit baru selama dekade berikutnya, terutama dalam perluasan daerah pusat bisnis Abu Dhabi seperti perkembangan baru di Al Sowwah Pulau dan Al Reem Pulau . Abu Dhabi telah memiliki sejumlah gedung pencakar langit supertinggi yang sedang dibangun di seluruh kota.[7]
Beberapa bangunan tertinggi di langit termasuk 382 m (1,253.28 ft) Menara Residential Central Market , di 324 m (1,062.99 kaki) Landmark dan 74-lantai, 310 m (1,017.06 kaki) . Juga gedung pencakar langit lain lebih dari 150 m (492,13 ft) (500 ft) yang baik yang diusulkan atau disetujui dan bisa mengubah cakrawala kota. Pada Juli 2008, ada 62 bangunan bertingkat tinggi 23-150 m (75,46-492,13 ft ) di bawah konstruksi, disetujui untuk konstruksi, atau diusulkan untuk konstruksi.
d.    Pendidikan
Pemerintah abu dhabi sangat memperhatikan pendidikan beserta sarana dan prasarana yang mendukung dari kegiatan pendidikan itu sendiri . pemerintah Abu dhabi tidak hanya menyediakan sekolah untuk warga negaranya sendiri namun Abu Dhabi adalah rumah bagi beberapa internasional sekolah dan universitas luar negeri , hal ini dapat dilihat dari banyaknya sekolah-sekolah yang disponsori oleh  pemerintah luar negeri seperti akademi perfileman New York (New York Film Academy) , Universitas Sorbonne Paris-Abu Dhabi.
Lembaga-lembaga ini berdiri di pusat kota Abu Dhabi . Sejumlah besar target populasi sekolah secara umum dengan mengikuti silabus yang sama seperti di negara asal mereka. Misalnya, sekolah Abu Dhabi- India mengikuti silabus CBSE India dan sebagainya. Dewan Pendidikan Abu dhabi  (ADEC) mempertahankan program  sekolah yang komprehensif bagi yang berminat dan berbakat . Sekolah bisnis bergengsi internasional, baru didirikan pada bulan Februari 2010, menawarkan lulusan  MBA Eksekutif dan program pendidikan eksekutif.
Abu Dhabi menyediakan program beasiswa gratis untuk siswa melalui Petroleum Institute. Petroleum Institute adalah  salah satu perguruan tinggi teknik terbaik di UEA. Hal ini sedang dijalani oleh ADNOC (Abu Dhabi National Oil Company) yang menawarkan beasiswa di jurusan Kimia, Mesin, Listrik, Minyak, Waduk dan sektor teknik lainnya. Sebuah aspek penting dari Institut Petroleum adalah bahwa setelah lulus, mereka melatih siswa mereka di rig minyak mereka dan memberikan mereka pekerjaan di perusahaan minyak. Lembaga Minyak adalah salah satu dari beberapa institusi pendidikan tinggi untuk menawarkan siswa keamanan pekerjaan tersebut.
Setiap tahun dewan pendidikan membuka pameran global yang dilaksanakan di Abu Dhabi Exhibition Center di bawah pengawasan pemerintah. Universitas dari seluruh penjuru dunia memamerkan karir mereka, dan diadakannya beberapa program beasiswa bagi siswa secara global. Hal ini tampaknya menjadi sebuah ajang yang sangat di tunggu-tunggu oleh siswa atau mahasiswa di Abu Dhabi.  Acara ini sangat bermanfaat dan berguna dengan baik untuk siswa dari semua kebangsaan. Baik dari Heriot-Watt University, University of Bolton, Universitas Cambridge, Oxford University, Institut Petroluem, Khalifa Abu Dhabi University, maupun universitas atau sekolah lainnya.
2.    Kota Dubai
a.     Sejarah Kota Dubai
Sangat sedikit diketahui mengenai budaya pra-Islam di tenggara jazirah Arab, kecuali banyak kota kuno di wilayah itu yang menjadi pusat perdagangan antara dunia Timur dan Barat. Sisa dari rawa mangrove kuno, berusia 7.000 tahun, ditemukan ketika pembangunan jalur selokan bawah tanah dekat Dubai Internet City. Wilayah ini ditutupi pasir sekitar 5.000 tahun yang lalu setelah garis pantai mundur dari daratan, menjadi bagian dari garis pantai kota saat ini. Sebelum Islam, orang-orang di wilayah ini menyembah Bajir (atau Bajar). Kekaisaran Bizantium dan Sassaniyah memiliki kekuasaan besar pada masa itu, dengan Sassaniyah yang menguasai sebagian besar wilayah.
Setelah penyebaran Islam di sana, Khalifah Umayyah, dari dunia Islam timur, memperluas wilayahnya ke tenggara Arabia dan mengalahkan Sassaniyah. Penggalian yang dilakukan oleh Dubai Museum di wilayah Al-Jumayra (Jumeirah) membenarkan keberadaan beberapa artefak dari periode Umayyah. Sebutan Dubai yang pertama kali dicatat adalah pada tahun 1095, di "Book of Geography" oleh ahli geografi Andalusia-Arab Abu Abdullah al-Bakri. Pedagang permata Venesia Gaspero Balbi mengunjungi wilayah ini pada 1580 dan menyebutkan Dubai (Dibei) karena industri permatanya.[8]
Di awal abad ke-19, klan Al Abu Falasa (Dinasti Al-Falasi) dari klan Bani Yas mendirikan Dubai, yang menjadi bagian dari Abu Dhabi hingga 1833. Tanggal 8 Januari 1820, sheikh Dubai dan sheikh lainnya di daerah itu menandatangani "Perjanjian Damai Maritim Umum" dengan pemerintah Britania. Tetapi, tahun 1833, dinasti Al Maktoum (juga keturunan Dinasti Al-Falasi) dari suku Bani Yas meninggalkan permukiman Abu Dhabi dan mengambil ailh Dubai dari klan Abu Falasa tanpa perlawanan.
Dubai berada dibawah perlindungan Britania Raya oleh "Perjanjian Eksklusif" tahun 1892, dengan menyetujui perlindungan Dubai terhadap serangan apapun dari Kekaisaran Ottoman. Dua bencana menyerang kota ini pada pertengahan 1800-an. Pertama, tahun 1841, sebuah epidemi cacar muncul di permukiman Bur Dubai, memaksa penduduk pindah ke timur di Deira.
Kemudian, tahun 1894, kebakaran terjadi di Deira, menghanguskan banyak rumah. Tetapi, lokasi geografis kota terus menarik pedagang dan penjual dari seluruh wilayah itu. Emir Dubai gencar-gencarnya menarik pedagang asing dan menurunkan pajak perdagangan, yang menarik pedagang dari Sharjah dan Bandar Lengeh, yang merupakan hub dagang utama pada masa itu.[9]
Geografi Dubai dekat dengan India menjadikannya sebagai lokasi penting. Kota Dubai adalah pelabuhan pedagang asing penting, khususnya dari India, banyak di antaranya menetap di kota itu. Dubai dikenal karena ekspor permatanya hingga 1930-an. Tetapi, industri permata Dubai mengalami dampak dari Perang Dunia I, dan kemudian Depresi Besar tahun 1920-an. Akibatnya, kota ini mengalami migrasi massal penduduk ke bagian lain Teluk Persia.
Sejak pendiriannya, Dubai berselisih dengan Abu Dhabi. Tahun 1947, sengketa perbatasan antara Dubai dan Abu Dhabi di sektor utara perbatasan resminya, berubah menjadi perang antar kedua emirat. Arbitrasi oleh Britania dan pembangunan pagar yang membentang ke tenggara dari pantai di Ras Hassian menghasilkan penghentian tembak-menembak. Tetapi, sengketa perbatasan antara kedua emirat berlanjut bahkan setelah pembentukan UEA; pada 1979 perjanjian formal tercapai yang mengakhiri tembak-menembak dan sengketa perbatasan antara dua emirat. Listrik, telepon dan bandar udara didirikan di Dubai tahun 1950-an, ketika Britania memindahkan kantor administratif lokalnya dari Sharjah ke Dubai.
Tahun 1966 kota ini bergabung dengan negara Qatar yang baru merdeka untuk menetapkan satuan mata uang baru, Riyal Qatar/Dubai, setelah deflasi rupee Teluk. Minyak ditemukan di Dubai pada tahun yang sama, setelah itu kota ini memberikan konsesi pada perusahaan minyak internasional. Penemuan minyak ini membawa Dubai pada masuknya pekerja asing dalam jumlah besar, terutama dari India dan Pakistan. Akibatnya, populasi kota sejak 1968 hingga 1975 naik menjadi 300%, oleh beberapa perkiraan.
Tanggal 2 Desember 1971 Dubai, bersama Abu Dhabi dan lima emirat lainnya, membentuk Uni Emirat Arab setelah bekas pelindung Britania meninggalan Teluk Persia pada tahun 1971.
Tahun 1973, Dubai bergabung dengan emirat lain untuk menggunakan mata uang tunggal: Dirham UEA. Tahun 1970-an, Dubai terus tumbuh dari pendapatan yang diperoleh dari minyak dan perdagangan, bahkan setelah kota ini mendapat masukan imigran Lebanon yang mengungsi dari perang sipil di Lebanon.[10] Zona Bebas Jebel Ali, terdiri dari pelabuhan Jebel Ali (dikatakan sebagai pelabuhan buatan terbesar di dunia) didirikan tahun 1979, yang menyediakan impor buruh dan kapital ekspor tak terbatas kepada perusahaan asing.
Perang Teluk Persia 1990 memiliki dampak besar terhadap kota ini. Secara ekonomi, bank di Dubai mengalami penarikan dana yang cukup besar karena kondisi politik tak menentu di wilayah itu. Selama 1990-an, bagaimanapun, banyak komunitas dagang asing — pertama dari Kuwait, selama Perang Teluk, dan kemudian dari Bahrain, selama kerusuhan Syiah — memindahkan bisnis mereka ke Dubai.
Dubai menyediakan pangkalan pengisian bahan bakar kepada pasukan sekutu di zona bebas Jebel Ali selama Perang Teluk Persia, dan lagi, selama Invasi Irak 2003. Peningkatan besar harga minyak setelah Perang Teluk Persia memaksa Dubai terus fokus pada perdagangan bebas dan pariwisata. Kesuksesan zona bebas Jebel Ali membolehkan kota ini menggunakan modelnya untuk membangun kumpulan zona bebas baru, seperti Dubai Internet City, Dubai Media City dan Dubai Maritime City. Pembangunan Burj Al Arab, hotel berdiri bebas tertinggi di dunia, juga pembangunan permukiman baru, juga digunakan untuk memasarkan Dubai dalam bidang pariwisata. Sejak 2002, kota ini mengalami peningkatan investasi real estat pribadi dalam membentuk kembali langit-langit Dubai dengan proyek seperti The Palm Islands, The World Islands dan Burj Dubai.
Tetapi, pertumbuhan ekonomi yang kuat dalam beberapa tahun terakhir disebabkan oleh nilai inflasi yang naik (11.2% pada tahun 2007 ketika dihitung terhadap Indeks Harga Konsumen) yang digabungkan karena harga penyewaan perkantoran dan permukiman yang berlipat ganda, mengakibatkan peningkatan substansial biaya hidup bagi para penghuninya.
b.    Perekonomian Kota Dubai
Produk domestik bruto Dubai pada tahun 2005 mencapai US$37 miliar.[11] Meskipun ekonomi Dubai dibangun dengan latar belakang industri minyak, pendapatan dari minyak dan gas alam hanya menyumbang kurang dari 6% pendapatan emirat ini. Diperkirakan bahwa Dubai memproduksi 240.000 barel minyak per hari dan banyak gas dari pengeboran lepas pantai.
Pendapatan emirat dalam pendapatan gas UEA hanya menyumbang sekitar 2%. Cadangan minyak Dubai telah berkurang drastis dan diperkirakan kosong dalam 20 tahun mendatang. Real Estat dan Konstruksi (22.6%), Perdagangan (16%), entrepôt (15%) dan layanan keuangan (11&) adalah kontributor terbesar kepada ekonomi Dubai.[12]
Negara re-ekspor tertinggi di Dubai meliputi Iran (US$790 juta), India (US$204 juta) dan Arab Saudi (US$194 juta). Negara impor tertinggi emirat adalah Jepang (US$1.5 miliar), Cina (US$1.4 miliar) dan Amerika Serikat (US$1.4 miliar).[13]
Dalam konteks sejarah, Dubai dan kembarannya di seberang Dubai Creek, Deira (Dubai City independen pada waktu itu), menjadi pelabuhan penting bagi manufaktur Barat. Kebanyakan perbankan dan pusat finansial kota berpusat di wilayah pelabuhan. Dubai mempertahankan kepentingannya sebagai rute dagang sepanjang 1970-an dan 1980-an. Dubai memiliki perdagangan bebas dalam emas dan hingga 1990-an, adalah hub bagi "perdagangan penyelundupan" ingot emas ke India, dimana impor emas dilarang.
Pelabuhan Jebel Ali di Dubai, dibangun tahun 1970-an, adalah pelabuhan buatan terbesar di dunia dan menempati peringkat ke-8 terbesar di dunia menurut volume lalu lintas kontainer yang mampu disimpan.[14]  
Dubai juga berkembang sebagai hub bagi industri jasa seperti TI dan keuangan, dengan pendirian zona bebas industri di seluruh kota. Dubai Internet City, bersama Dubai Media City sebagai bagian dari TECOM (Dubai Technology, Electronic Commerce and Media Free Zone Authority) adalah satu jenis enklave dimana anggotanya meliputi firma TI seperti EMC Corporation, Oracle Corporation, Microsoft, dan IBM, dan organisasi media seperti MBC, CNN, BBC, Reuters dan AP.

Dubai Financial Market (DFM) didirikan Maret 2000 sebagai pasar sekunder bagi saham perdagangan, lokal dan asing. Pada perempatan keempat 2006, volume dagangnya berdiri di atas 400 miliar saham, senilai US$95 miliar. DFM memiliki kapitalisasi pasar senilai US$87 miliar. Keputusan pemerintah untuk terbebas dari perdagangan, tapi bergantung pada minyak, ekonomi yang berorientasi pada jasa dan pariwisata telah menjadikan real estat lebih bernilai, menghasilkan apresiasi properti pada periode 2004-2006. Penetapan jangka panjang, memperlihatkan depresiasi properti: properti tertentu kehilangan 64% nilai mereka sejak 2001 hingga November 2008.
Proyek pembangunan real estate berskala besar telah membawa pada pembangunan sejumlah pencakar langit tertinggi dan proyek terbesar di dunia seperti Emirates Towers, Burj Dubai, Palm Islands dan hotel tertinggi dan termahal di dunia, Burj Al Arab.
c.     Sistem Pemerintahan Kota Dubai
Pemerintah Dubai beroperasi di dalam lingkup monarki konstitusional, dan telah dipimpin oleh keluarga Al Maktoum sejak 1833. Pemimpin saat ini, Mohammed bin Rashid Al Maktoum, juga menjabat sebagai Perdana Menteri Uni Emirat Arab dan anggota Dewan Tertinggi UEA (SCU). Dubai menunjuk 8 anggota dalam periode dua masa jabatan kepada Dewan Nasional Federal (FNC) UEA, badan legislatif federal tertinggi.
Dubai Municipality (CM) didirikan oleh pemimpin Dubai, Rashid bin Saeed Al Maktoum tahun 1954 untuk perencanaan kota, pelayanan warga kotadan pembaharuan fasilitas lokal. DM diketuai oleh Hamdan bin Rashid Al Maktoum, deputi pemimpin Dubai dan terdiri dari beberapa departemen seperti Departemen Jalan, Departemen Perencanaan dan Survei, Departemen Lingkungan dan Kesehatan Umum dan Departemen Keuangan. Tahun 2001, Dubai Municipality memasuki proyek e-Government dengan tujuan menyediakan 40 layanan kota melalui portal web-nya (Dubai.ae). Tiga belas layanan diluncurkan Oktober 2001, sementara beberapa layanan lainnya dijadwalkan beroperasi di masa depan.
Dubai dan Ras al Khaimah adalah satu-satunya dua emirat yang tidak mengikuti sistem yudisial federal Uni Emirat Arab. Mahkamah yudisial emirat terdiri dari Mahkamah Pertama, Mahkamah Banding, dan Mahkamah Kasasi. Mahkamah Pertama terdiri dari pengadilan sipil, yang mendengar seluruh klaim sipil, Pengadilan Kriminal, yang mendengar klaim dari keluhan polisi, dan Pengadilan Syariah, yang bertanggungjawab atas masalah antara Muslim. Non-Muslim tidak masuk ke Pengadilan Syariah.[15]
Mahkamah Kasasi adalah mahkamah tertinggi emirat dan hanya mendengar sengketa dalam hukum. Dubai Police Force, didirikan tahun 1956 di permukiman Naif, memiliki yurisdiksi penegakan hukum di emirat ini; kekuasaan berada dibawah komando langsung Mohammed bin Rashid al Maktoum, pemimpin Dubai. Dubai Municipality juga bertugas dalam sanitasi dan infrastruktur selokan bawah tanah kota. Pertumbuhan cepat kota menyebabkan perawatan infrastruktur selokan bawah tanah diperluas hingga batasnya.
Artikel 25 Konstitusi UEA menyebutkan perlakuan sederajat terhadap warga negara tanpa memandang ras, kebangsaan, kepercayaan atau status sosial. Tetapi, sebagian besar dari 250.000 buruh asing di Dubai tinggal dalam kondisi yang dijelaskan oleh Human Rights Watch sebagai "lebih buruk dari manusia." NPR melaporkan bahwa pekerja "tinggal berdelapan di satu kamar, mengirim sebagian gaji mereka kepada keluarga, yang tidak mereka kunjungi selamam beberapa tahun pada satu waktu." Tanggal 21 Maret 2006, pekerja di situs konstruksi Burj Dubai, kecewa karena jadwal bus dan kondisi kerja, memberontak: merusak mobil, kantor, komputer, dan alat konstruksi.[16]
     Peraturan yudisial di Dubai yang meliputi kebangsaan asing mencuat ke berita ketika usaha tertuduh untuk menutupi informasi pemerkosaan terhadap Alexandre Robert, seorang Perancis-Swiss berusia 15 tahun, oleh tiga warga lokal, salah satunya positif HIV dan penahanan massal buruh migran, kebanyakan dari India, karena protes mereka terhadap gaji dan kondisi hidup yang kurang. Prostitusi, meskipun ilegal menurut hukum, muncul di emirat ini karena ekonomi yang didasarkan pada pariwisata dan perdagangan. Penelitian yang dilakukan oleh American Center for International Policy Studies (AMCIPS) menemukan bahwa wanita Rusia dan Ethiopia adalah pelaku prostitusi paling umum, juga wanita dari sejumlah negara Afrika, sementara yang berasal dari India adalah bagian dari jaringan prostitusi lintas lautan yang terorganisir. Sebuah dokumenter PBS tahun 2007 yang berjudul Dubai: Night Secrets melaporkan bahwa prostitusi di klub dibolehkan oleh pihak berwenang dan banyak wanita asing bekerja di sana tanpa dipaksa, tertarik oleh uang.
d.    Pendidikan Kota Dubai
Sistem sekolah di Dubai tidak berbeda dari Uni Emirat Arab. Tahun 2006, terdapat 88 sekolah umum yang dijalankan oleh Menteri Pendidikan yang melayani Emirati dan ekspatriat Arab juga 132 sekolah pribadi.[17] Bahasa utama di sekolah umum adalah bahasa Arab dengan Inggris sebagai bahasa kedua, sementara kebanyakan sekolah pribadi menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama. Banyak sekolah pribadi melayani satu komunitas ekspatriat atau lebih. Delhi Private School, Our Own English High School, Dubai Modern High School, dan The Indian High School, Dubai menawarkan CBSE dan silabus India ICSE. Sejenis itu, juga terdapat beberapa sekolah Pakistan terkenal yang menawarkan kurikulum FBISE bagi anak ekspatriat.
Dubai English Speaking School, Jumeirah Primary School, Jebel Ali Primary School, the Cambridge High School (atau Cambridge International School), Jumeirah English Speaking School, King's School dan Horizon School semuanya memberikan pendidikan dasar Britania hingga usia sebelas tahun. Dubai British School, Dubai College, English College Dubai, Jumeirah English Speaking School, Jumeirah College dan St. Mary's Catholic High School kesemuanya sekolah menengah Britania sebelas hingga delapan belas tahun yang memberikan GCSE dan A-Level.
Emirates International School bersama Cambridge High School menyediakan pendidikan siswa penuh hingga usia 18 tahun, ini merupakan sekolah internasional dan memberikan IGCSE dan A-Level. Wellington International School, yang melayani anak mulai usia 4 hingga 18 tahun, memberikan IGCSE dan A-Level. Deira International School juga menawarkan program IB, termasuk program IGCSE.
Menteri Pendidikan Uni Emirat Arab bertanggungjawab atas akreditasi sekolah. Dubai Education Council dibentuk Juli 2005 untuk mengembangkan sektor pendidikan di Dubai.[18] Knowledge and Human Development Authority (KHDA) didirikan tahun 2006 untuk mengembangkan sektor pendidikan dan sumber daya manusia di Dubai, dan memberi lisensi pada institusi pendidikan.
Sekitar 10% populasi memiliki gelar universitas dan pasca sarjana. Banyak ekspatriat mengirimkan anaknya kembali ke negara asal atau negara Barat untuk pendidikan universitas dan ke India untuk pembelajaran teknologi. Tetapi, sejumlah besar universitas terakreditasi asing telah didirikan di kota ini selama 10 tahun terakhir. Beberapa dari universitas tersebut meliputi Michigan State University Dubai (MSU Dubai), the Birla Institute of Technology & Science, Pilani - Dubai(BITS Pilani), Heriot-Watt University Dubai, American University in Dubai (AUD), American College of Dubai, Mahatma Gandhi University (Pusat Lepas Kampus), SP Jain Center Of Management, University of Wollongong in Dubai, Institute of Management Technology dan MAHE Manipal.
Tahun 2004, Dubai School of Government bersama John F. Kennedy School of Government dan Harvard Medical School Dubai Center (HMSDC) dari Universitas Harvard didirikan di Dubai. RIT Dubai adalah kampus satelit dari Rochester Institute of Technology di Dubai, Uni Emirat Arab.
Rencana untuk perguruan tinggi, yang akana dibangun di Dubai Silicon Oasis, diumumkan tanggal 5 Desember 2007. Kampus ini dijadwalkan dibuka Musim Gugur 2008. Tahun 2009, direncanakan bahwa akan terdapat program lulusan penuh waktu, dan pada 2010, program mahasiswa penuh waktu. Tahun 2019, RIT berencana untuk memperluas kampus menjadi 1.000.000 kaki persegi (93.000 m²), menerima sekitar 4.000 mahasiswa.[19]

3.    Kota Riyadh
a.     Sejarah Kota Riyadh
(Ar-Riyad, bahasa Arab: رياض) adalah ibu kota Arab Saudi yang terletak di kawasan Nejd. Riyadh terletak di tengah semenanjung Arabia dan dihuni oleh lebih dari 4.500.000 orang (22% populasi nasional). Luas kota ini sekitar 1.554 km². Riyadh, Buraydah dan Al Kharj termasuk dalam pengembangan 'koridor pusat' Arab Saudi. Kawasan lain yang padat penduduknya ialah daerah pesisir — dekat Jeddah dan Mekkah di Laut Merah, dan dekat Hufur dan Dharan di Teluk Persia.
Masa pra-Islam, pemukiman di Riyadh bernama Hajar. Lokasi ini dialiri oleh beberapa sungai (sekarang wadi) dan air tanah dapat diambil di sini. Tempat ini terkenal dengan buah kurma dan bunga orchard. Nama kota ini diambil dari kata Arab rowdhah (taman). Nama modern ini pertama-tama hanya merujuk pada sebagian pemukiman di mana terdapat banyak orchard. Perlahan-lahan nama "Riyadh" mencakup seluruh pemukiman.
Hingga akhir abad ke-18, Riyadh merupakan bagian dari Negeri Saudi Pertama, dengan ibukota di Diriyah. Setelah kehancuran Diriyah pada tahun 1818 oleh Kekaisaran Ottoman, ibukotanya dipindahkan ke Riyadh. Sebagian kota Diriyah, kota yang terbuat dari bata lumpur, masih ada peninggalannya hingga kini.
Riyadh dikuasai oleh Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al Saud tahun 1902. Ia kemudian membangun Kerajaan Arab Saudi tahuhn 1932, dengan Riyadh sebagai ibukota. Namun ibukota diplomatik baru dipindahkan dari Jeddah tahun 1982. Riyadh kini mengalami tingkat pertumbuhan populasi yang tinggi yang dapat terlihat dari minimnya pengembangan kota ini sejak taun 1970-an. Riyadh terbagi menjadi 17 kecamatan yang dikontrol oleh kotamadya pusat Riyadh dan Otoritas Pengembangan Riyadh.
b.    Perekonomian Kota Riyadh
Kerajaan Arab Saudi Investasi Perdagangan Luar Negeri. Ekonomi dan kota-kota Industri. Sektor minyak. Saudi Aramco. Dallah Albaraka. Grup Savola. Strategis terletak di persimpangan perdagangan timur-barat, Arab Saudi menawarkan portal ke perekonomian global dan pintu gerbang ke pasar regional yang secara substansial melebihi pertumbuhan dunia. ekonomi Arab Saudi peringkat 3 di dunia untuk stabilitas ekonomi makro.[20]
Kerajaan Arab Saudi sangat penting karena beberapa alasan :
1)     Itu adalah tempat kelahiran Nabi Muhammad (saw) dan lokasi dari dua kota suci Islam, Mekkah dan Madinah.
2)    Arab Saudi adalah pemain utama di panggung politik daerah.
3)    Secara ekonomi, Arab Saudi adalah raksasa di wilayahnya dan, dengan 25% dari cadangan terbukti minyak dunia, kemungkinan akan menjadi lebih penting di masa depan.
Sebagai perekonomian daerah dan eksportir terbesar di dunia terbesar 24, besarnya pasar bahwa proyek-proyek berbasis melayani Saudi adalah keunggulan kompetitif, yang memungkinkan perusahaan Saudi untuk keuntungan dari skala ekonomi. Dan Riyadh Saudi ini adalah salah satu mata uang paling stabil di dunia.[21]
Arab Saudi adalah anggota pendiri Perserikatan Bangsa-Bangsa. Merupakan anggota dari Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia. Apakah salah satu donor bantuan terbesar di dunia. Jeddah adalah markas besar dari Sekretariat Organisasi Konferensi Islam dan organisasi anak perusahaan, Bank Pembangunan Islam. Dewan Kerjasama untuk Negara Arab di Teluk. ESCWA (Komisi Ekonomi dan Sosial untuk Asia Barat Perserikatan Bangsa-Bangsa). Liga Arab. Organisasi Konperensi Islam (OKI).
Departemen Pusat Statistik 'Survey Demografi menempatkan penduduk Kerajaan di 20800000. Dari populasi nasional Saudi, 54,3% adalah laki-laki dan perempuan 45,7%. Saat ini, diperkirakan bahwa hampir separuh penduduk Saudi adalah di bawah usia 20 tahun.
Pemerintah, melalui sektor publik, memainkan peran utama dalam kegiatan industri Kerajaan tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, sektor swasta, dengan dorongan Pemerintah di bawah sistem Kerajaan usaha bebas, menjadi semakin terlibat dan bertanggung jawab untuk pengembangan industri dan diversifikasi.
Kerajaan Arab Saudi adalah pasar terbesar ekonomi bebas di Timur Tengah. Hal ini memperoleh 25% dari produk nasional bruto Arab dan memiliki cadangan minyak terbesar di dunia (25%). Arab Saudi adalah lingkungan yang paling ideal untuk proyek-proyek tergantung pada konsumsi energi karena memberikan energi untuk proyek-proyek investasi dengan harga paling tidak di tingkat global.
Selain itu, ada banyak sumber daya alam di bidang pertambangan yang didukung oleh lokasi geografis Kerajaan membuat mereka akses mudah ke Eropa, pasar Asia dan Afrika. pasar Saudi memiliki daya beli tinggi dan ekspansi terus.
Arab Saudi dan sekitarnya ekonomi MENA (Timur Tengah dan Afrika Utara) telah menikmati kinerja secara substansial melebihi pertumbuhan dunia. Sementara banyak perhatian telah dibayarkan kepada kenaikan harga energi global, sektor non-migas Arab Saudi telah menjadi sektor penting, memberikan tingkat pertumbuhan ekonomi mempercepat sebagai diversifikasi.[22]
Didorong oleh pertumbuhan PDB yang kuat dan stabilitas makroekonomi, kepercayaan konsumen adalah jauh di atas rata-rata regional. Tumbuh kredit swasta dan peningkatan pengeluaran publik untuk infrastruktur dan proyek-proyek lain memberikan dasar yang luas untuk kesempatan yang kuat di seluruh Timur Tengah. Dalam Arab Saudi faktor-faktor ini diterjemahkan ke dalam pertumbuhan yang sangat kuat dan berkelanjutan dalam permintaan domestik.
Sebagai perekonomian daerah dan eksportir terbesar di dunia terbesar 24, besarnya pasar bahwa proyek-proyek berbasis melayani Saudi adalah "keunggulan kompetitif, yang memungkinkan perusahaan Saudi untuk keuntungan dari skala ekonomi."
Riyadh Saudi ini adalah salah satu mata uang paling stabil di dunia. Tidak ada perubahan signifikan dalam nilai tukar yang selama 3 dekade terakhir. Tidak ada pembatasan penukaran mata uang asing dan transfer uang keluar. Laju inflasi di Arab Saudi sangat rendah dan Kerajaan adalah berusaha untuk menandatangani perjanjian bilateral dengan peningkatan jumlah negara tentang dorongan investasi, perlindungan dan pengaturan masalah perpajakan.
c.     Sistem Pemerintahan
Riyadh adalah ibu kota Arab Saudi dan negara ini berbentuk negara monarki absolut. Sistem pemerintahan Arab Saudi yaitu negara Islam yang berdasarkan syariah Islam dan Al Qur’an. Kitab Suci Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW merupakan konstitusi Arab Saudi. Pada tahun 1992 ditetapkan Basic Law of Government yang mengatur sistem pemerintahan, hak dan kewajiban pemerintah serta warga negara.
Arab Saudi dipimpin oleh seorang raja yang dipilih berdasarkan garis keturununan atau orang yang diberi kekuasaan langsung oleh raja. Hal ini berdasarkan pasal 5 Basic Law of Government yang menyatakan kekuasaan kerajaan diwariskan kepada anak dan cucu yang paling mampu dari pendiri Arab Saudi, Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al-Saud, dimana raja merangkap perdana menteri dan anglima tinggi angkatan bersenjata Arab Saudi. [23]
Pada tanggal 20 Oktober 2006 Raja Abdullah telah mengamandemen pasal ini dengan mengeluarkan UU yang membentuk lembaga suksesi kerajaan (Allegiance Institution) terdiri dari para anak dan cucu dari Raja Abdul Aziz Al-Saud. Dalam ketentuan baru, raja tidak lagi memilki hak penuh dalam memilih Putera Mahkota. Raja dapat menominasikan calon Putera Mahkota. Namun, Komite Suksesi akan memilih melalui pemungutan suara. Selain itu, bila Raja atau Putera Mahkota berhalangan tetap, Komite Suksesi akan membentuk Dewan Pemerintahan Sementara (Transitory Ruling Council) yang beranggotakan lima orang. Ketentuan ini baru akan berlaku setelah Putera Mahkota Pangeran Sultan naik tahta. Berikut nama-nama raja yang pernah memerintah Arab Saudi:
1)    Raja Abdul Aziz (Ibnu Saud), pendiri kerajaan Arab Saudi: 1932 – 1953
2)   Raja Saud, putra Raja Abdul Aziz : 1953 – 1964 (kekuasaannya diambil alih oleh saudaranya, Putera Mahkota Faisal)
3)    Raja Faisal, putra Raja Abdul Aziz : 1964 – 1975 (dibunuh oleh keponakannya, Faisal bin Musa’id bin Abdul Aziz)
4)    Raja Khalid, putra Raja Abdul Aziz : 1975 – 1982 (meninggal karena serangan jantung)
5)    Raja Fahd, putra Raja Abdul Aziz : 1982 – 2005 (meninggal karena sakit usia tua)
6)    Raja Abdullah, putra Raja Abdul Aziz : 2005-sekarang.

Ayat 1 dalam Undang-undang ini menyebutkan bahwa: "Kerajaan Arab Saudi adalah Negara Arab Islam, memiliki kedaulatan penuh, Islam sebagai agama resmi, undang-undang dasarnya Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wa Sallam, bahasa resmi Bahasa Arab, dan ibukotanya Riyadh". [24]
Dan ayat 5 menyebutkan bahwa sistem pemerintahan di Arab Saudi adalah Kerajaan atau Monarki. Sedang ayat-ayat lainnya menyebutkan tentang sendi-sendiyang menjadi landasan bagi sistem pemerintahan di Arab Saudi, lingkungan resmi yang mengaturnya, unsur-unsur fundamental masyarakat Saudi, prinsip-prinsip ekonomi umum yang dilaksanakan Kerajaan, jaminan negara terhadap kebebasan dan kehormatan atas kepemilikan khusus, perlindungan atas hak-hak asasi manusia sesuai dengan hukum-hukum Syariat Islam.[25]
v Undang-undang tentang Pemerintahan, Syura, dan Daerah
   Untuk menyempurnakan regulasi negara atas dasar Syariat Allah, pada tanggal 27 Sya'ban 1412 H bertepatan dengan tanggal 1 Maret 1992 M, Pelayan Dua Kota Suci Raja Fahd Bin Abdul Aziz – rahimahullah – mengeluarkan Undang-undang tentang Sistem Pemerintahan, Syura (Permusyawaratan) dan Daerah untuk mengatur berbagai macam kehidupan di Kerajaan Arab Saudi.
v Komisi Majelis Syura
1)    Komisi Urusan Keislaman, Peradilan dan Hak Asasi Manusia.
2)    Komisi Urusan Sosial, Keluarga dan Pemuda.
3)    Komisi Urusan Ekonomi dan Energi.
4)    Komisi Urusan Keamanan.
5)    Komisi Administrasi, SDM dan Petisi.
6)    Komisi Urusan Pendidikan dan Riset.
7)    Komisi Urusan Kebudayaan dan Informasi.
8)    Komisi Urusan Luar Negeri.
9)    Komisi Perairan, Infrastruktur dan Layanan Umum.
10)                        Komisi Urusan Kesehatan dan Lingkungan.
11)                        Komisi Urusan Keuangan.
12)                        Komisi Tranportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi Informasi.
v Administrasi Pemerintahan
Terdiri dari Kabinet yang dibentuk pada tahun 1373H/1953M. Majelis ini sekarang mencakup sejumlah departemen yang berkompeten, seperti: Pertahanan, Luar Negeri, Dalam Negeri, Keuangan, Ekonomi dan Perencanaan, Perminyakan dan Pertambangan, Kehakiman, Urusan Islam, Wakaf, Dakwah dan Bimbingan, Pendidikan dan Pengajaran, Pendidikan Tinggi, Kebudayaan dan Informasi, Perdagangan dan Perindustrian, Air dan Listrik, Pertanian, Pekerjaan, Urusan Sosial, Komunikasi dan Teknologi Informasi, Urusan Kota dan Pedesaan, Haji, dan Layanan Sipil.[26]

v Sistem Peradilan
Peradilan memperoleh independensi secara penuh dan hukumnya bersumber kepada kitab suci Al-Qur`an dan Sunnah Nabi shallallahu'alaihiwasallam. Dalam berbagai urusan syar'i peradilan merujuk kepada Majelis Peradilan Tinggi yang bertugas meneliti nash-nash peradilan dan hukum-hukum hudud dan qisas, dan membawai seluruh mahkamah syar'iyah yang tersebar di penjuru negeri. Lembaga peradilan dan kehakiman terdiri dari: Mahkamah Umum, Mahkamah Khusus, Lembaga Kasasi, dan Notariat.
Adapun dalam persoalan-persoalan tata usaha Negara, maka di sana ada lembaga khusus yang menanganinya. Yang terpenting, diantaranya, ialah “Diwan al-Mazhalim” yaitu lembaga pengadilan yang berhubungan langsung dengan raja, yang perhatiannya terfokus pada penyelesaian berbagai persoalan perselisihan yang diajukan terhadap lembaga pemerintahan.
d.    Pendidikan Kota Riyadh
Di era Hashemy berlawanan, Raja Abdulaziz, dengan pemahaman penuh tentang pentingnya pendidikan, ia mendirikan pusat pendidikan pertama secara resmi diselenggarakan pada tahun 1925, sebuah tempat yang disebut "Direktorat Pendidikan." Direktorat Pendidikan pada waktu itu di bawah Kementerian Dalam Negeri karena tidak ada cukup banyak orang yang berkualitas dan berpendidikan untuk mendirikan sebuah departemen khusus. Karena ukuran kurangnya sumber daya keuangan negara, bantuan Mesir diminta, tidak hanya sebagai bantuan tambahan untuk mengajar tetapi juga untuk membantu mensubsidi kurikulum dan mengatur sistem pendidikan Saudi. Menjaga dalam pikiran bahwa "model pendidikan Mesir adalah mengikuti jejak dari model pendidikan bahasa Inggris pada waktu itu, karena itu, model Pendidikan Saudi secara tidak langsung mengadopsi sistem pendidikan Inggris" (Alromi, 2000, p4). [27]
Meningkatnya jumlah siswa di sekolah memaksa Direktorat Jenderal Pendidikan untuk mengumumkan peraturan baru, yang akhirnya mengarah Direktorat untuk mengendalikan semua urusan pendidikan di Arab Saudi (Alromi, 2000, p5).
Menurut Alromi, Sekolah pemerintahan pertama di Arab Saudi didirikan pada 1925. Sekolah ini sederhana, menghadapi banyak rintangan, berdiri sendirian sebagai benteng lanjutan pendidikan selama satu dekade. Pada tahun 1936, sekolah yang lebih umum beberapa dimulai, tetapi tidak sampai 1939 bahwa sekolah-sekolah menjadi apa yang sekarang dapat dianggap sebagai penuh sekolah dasar. Pada waktu itu di seluruh kerajaan Arab Saudi hanya 2.319 siswa yang terdaftar di sekolah. Permintaan untuk pendidikan meningkat sebagai kekayaan bangsa tumbuh. Jumlah sekolah dasar mencapai 182 pada tahun 1949, dengan total 21.409 pendaftaran murid.[28]
4.    Kota Beirut
a.     Sejarah Kota Beirut
Beirut (bahasa Arab: بيروت;, Bayrūt) atau nama Perancisnya, Beyrouth, adalah ibu kota negara Lebanon dan juga menjadi kota terbesar di negara tersebut. Kota ini didiami oleh 1,2 juta juwa namun bila daerah metropolitan di sekitarnya dihitung menjadi 2,1 juta. Sebelum Perang Saudara Lebanon pecah, kota ini mendapat julukan "Paris di Dunia Timur" karena suasana kosmopolitannya.
Awalnya disebut Bêrūt, "Wells" oleh Fenisia, sejarah Beirut kembali lebih dari 5000 tahun. Penggalian di pusat kota mengungkapkan lapisan Fenisia, Helenistik, Romawi peradaban, Arab dan Ottoman.
Setelah Perang Dunia Kedua, Lebanon memperoleh kemerdekaan dari Prancis dan Beirut menjadi ibukotanya. Beirut sukses sebagai komersial utama dan pusat wisata di Timur Tengah. Ini adalah tujuan populer bagi orang Arab kaya dan turis Eropa karena geografi yang unik Beirut, iklim, budaya yang berbeda, dan kebebasan. Beirut dilihat sebagai "pintu gerbang ke Timur Tengah" dan sebaliknya, dan sering disebut "Paris dari Timur Tengah."
Beirut, ibu kota dan pelabuhan utama Libanon berasal dari tahun 3000 SM, saat menjadi pelabuhan penting bagi bangsa Funisia. Bangsa Romawilah yang pertama kali menarik perhatian orang kepada Beirut pada tahun 14 SM. Beirut mendapat reputasi untuk sekolah hukumnya (ketiga sejak abad ke-6), namun hancur akibat serangkaian gempa bumi yang menyerang cepat, dan berpuncak pada munculnya gelombang pasang pada tahun 551. Muslimin masuk Beirut pada tahun 635, umumnya hanya menemukan reruntuhan dan kemudian membangunnya perlahan-lahan, memungkinkan berkembangnya pelabuhan dagang yang menjadi pelabuhan singgah utama di Suriah bagi para saudagar rempah-rempah Venesia.
Dimulai dengan populasi 100.000 jiwa pada 1890, kota ini tumbuh pesat (10 kali lipat antara tahun 1930-1970). Namun akibat perang saudara, populasinya merosot sampai hanya 1,1 juta jiwa pada tahun 1995.
b.    Perekonomian Kota Beirut
Revolusi Industri dan pendudukan Mesir atas Suriah pada tahun 1832 menggairahkan peran pentingnya dalam perdagangan yang meredup selama pemerintahan Usmaniyah. Para pengungsi Kristen melarikan diri ke sini dari perang saudara di pegunungan-pegunungan Suriah, sementara misionaris Protestan dari AS, Inggris dan Jerman menambah jumlah penduduk kota ini. Pada akhir Perang Dunia I, yang menandai jatuhnya Kesultanan Usmaniyah, Perancis menciptakan negara Libanon Besar, yang menjadi Republik Libanon pada tahun 1926. Beirut berperan sebagai pusat ekonomi sosial, intelektual dan budaya TimTeng antara tahun 1952-1975. Sebuah pusat pariwisata, salah satu pemimpin perbankan, dan pelabuhan masuk utama untuk daerah sekitarnya.
Tiba-tiba keberhasilannya hancur akibat perang terbuka antara kelompok Islam dan Kristen. Perang 6 Hari pada tahun 1967 menyeret organisasi-organisasi perlawanan Palestina di Beirut, yang mendapat reputasi sebagai MaBes gerakan itu. Beirut menjadi wilayah perang dahsyat pada tahun 1980-an. Berbagai pasukan milisi lokal, ditambah tentara Israel dan milisi PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) berperang di Libanon dan menghancurkan sebagian besar Beirut Barat dan melumpuhkan kota yang pernah hidup.
Sekarang, Beirut sudah menjalani berbagai upaya rekonstruksi. Kota ini akan menjadi lokasi Jeux de la Francophonie tahun 2009 dan menjadi salah satu calon tuan rumah potensial Olimpiade 2024. Berbagai organisasi internasional juga memiliki kantor di Beirut seperti ILO dan UNESCO yang memiliki kantor untuk daerah Arab di kota ini.
c.       Sistem pemerintahan
Sejak akhir perang pada tahun 1989 dan orang-orang Libanon telah membangun kembali kota Beirut. Kota ini telah menerapkan kebijakan rekonstruksi yang agresif, yang sebagian besar didorong oleh pimpinan mantan perdana menteri Libanon Rafik Hariri. Kota ini sejak kembali statusnya sebagai turis, pusat budaya dan intelektual dari Timur Tengah, serta sebagai pusat perdagangan, fashion dan media.
Libanon adalah sebuah republik demokratis parlementer, yang memberlakukan sebuah sistem khusus yang di kenal sebagai konfesionalisme. Sistem ini, dimaksudkan untuk menjamin bahwa konflik sektarian akan dapat di hindari, berupaya untuk secara adil mewakili distribusi demografis aliran-aliran keagamaan dalam pemerintahan. Dan kota beirut sebagai ibu kota dari libanon mempunyai andil besar dalam hal kepemerintahan negara Libanon. 
BAB III
KESIMPULAN

Dari pemaparan kelompok kami mengenai kota-kota modern menunjukkan beberapa kelebihan kota-kota modern di bandingkan kota-kota lama, serta adanya beberapa kekurangan dari kota-kota modern.
Beberapa kelebihan kota-kota modern di bandingkan kota lama adalah :
a.       Sistem pembangunan yang tersusun dan berarsitektur
b.      Sistem pemerintahan yang lebih terbuka
c.       Memiliki hubungan kerja sama yang luas dalam peningkatan ekonomi kota
d.      Dapat bersaing dengan dunia internasional
e.        
Beberapa kekurangan kota-kota modern adalah :
a.       penduduk kota jauh melampaui populasi maksimum dari perkiraan asli ketika dirancang. Hal ini menyebabkan kemacetan lalu lintas, kekurangan ruang parkir mobil, dan kepadatan penduduk.
b.      Pergeseran budaya lokal
c.        homogenitas yang tinggi 
DAFTAR PUSTAKA

1.      Hitty. K. Philip. History of Arabs;from the earlist times to the present.  New york: 2002 revisi ke 10
3.      Davidson, Christopher. The Emirates Of Abu Dhabi and Dubai:Contrasting Roles In The International System. March 2007
4.      "Six Persian Gulf Emirates Agree to a Federation". New York Times. Jul 19, 1971. pg.
5.      Dubai economy set to treble by 2015 ArabianBusiness.com (3 February 2007) Retrieved on 15 October 2007.
6.      Prospects of Dubai Economic Sectors. Dubai Chamber of Commerce. 2003
7.      An Economic Profile of Dubai Dubai Healthcare City. 2000
8.      World Port Rankings - 2006.American Association of Port Authorities. 2006
10.  Labour unrest hampers Burj Dubai work Khaleej Times (AP report), 22 March 2006
12.  A.Raugh, William. Riyadh, History and guide:a brief historical survey the development of Riyadh etc. Al-Mutawa Press : 1969
17.  Id.wikipedia.org/wiki/riyadh
18.  Indonesia-riyadh.blogspot.com/2008/11/sejarah-singkat-kota-riyadh.html
20.  Diharjaangga.blogspot.com/2010/05/politik-pemerintahan-arab-saudi.html

[1]http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Abu_Dhabi

[3] Ibid hal 2
[4] History of Arabs;from the earlist times to the present. Hitty. K. Philip.  New york: 2002 revisi ke 10
[5] http://www.madina-online.net/index.php/khazanah/peradaban/293

[7] Ibid hal 2
[9] The Emirates Of Abu Dhabi and Dubai:Contrasting Roles In The International System. Davidson, Christopher. March 2007
[10] "Six Persian Gulf Emirates Agree to a Federation". New York Times. Jul 19, 1971. pg. 4
[11] Dubai economy set to treble by 2015 ArabianBusiness.com (3 February 2007) Retrieved on 15 October 2007.
[12] Prospects of Dubai Economic Sectors. Dubai Chamber of Commerce. 2003
[13] An Economic Profile of Dubai Dubai Healthcare City. 2000
[14] World Port Rankings - 2006.American Association of Port Authorities. 2006
[16] Labour unrest hampers Burj Dubai work Khaleej Times (AP report), 22 March 2006
[19] Ibid. Hal 13
[20] Riyadh, History and guide:a brief historical survey the development of Riyadh etc. A.Raugh, William. Al-Mutawa Press : 1969
[21] Id.wikipedia.org/wiki/riyadh
[22] Indonesia-riyadh.blogspot.com/2008/11/sejarah-singkat-kota-riyadh.html
[23]www.ppmi-riyadh.org/component/content/section/7.html
[24] Diharjaangga.blogspot.com/2010/05/politik-pemerintahan-arab-saudi.html
[26] Ibid. Hal 19
[27] Ibid hal 19
[28] http://yuniwawan.multiply.com/journal/item/1?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

Tidak ada komentar:

Posting Komentar