BAB I
PENDAHULUAN
Kota diartikan
sebagai suatu sistem jaringan kehidupan
manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan
strata sosial ekonomi yang heterogen dan coraknya yang matrealistis, atau dapat pula diartikan
sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami
dengan gejala pemusatan penduduk daerah belakangnya. Beberapa aspek kehidupan di kota antara
lain aspek sosial sebagai pusat pendidikan, pusat kegiatan ekonomi , dan pusat
pemerintahan.
Modern
merupakan kemajuan. Sehingga kota yang menghadapi modernitas otomatis sedang
berada pada tahap kemajuan dari masa sebelumnya. Kemajuan ini pun dapat dilihat
dari berbagai aspek, baik dari ekonomi, partisipasi politik, kebudayaan, dan
keilmuan. Kota modern dapat ditandai dari bertambahnya bangunan-bangunan yang
megah, partisipasi politik yang sudah semakin cerdas.
Fungsi kota
antara lain sebagai tempat bermukim warga kota, tempat bekerja, tempat hidup
dan rekreasi. Sehingga kelangsungan dan kelestarian kota harus didukung oleh
prasarana dan sarana yang memadai untuk waktu yang selama mungkin.
Pengertian kota
dan daerah perkotaan dapat dibedakan dalam dua pengertian yaitu kota untuk city dan daerah perkotaan untuk ‘’urban”. Pengertian city diidentikkan dengan kota,sedangkan urban berupa suatu daerah
yang memiliki suasana kehidupan dan penghidupan modern, dapat disebut daerah
perkotaan.
Dari abad awal
hijriyah, kota-kota di arab sudah menjadi pusat kegiatan manusia. Disana
terdapat sarana dan prasarana yang membuat kota tersebut menjadi pusat kegiatan
manusia. Terdapat pasar-pasar yang menjadi tempat untuk berinteraksinya penjual
dan pembeli. Juga terdapat masjid-masjid yang menyebabkan kota tersebut menjadi
pusat kegiatan manusia. Karena dahulu masjid berfungsi juga sebagai tempat
pemerintahan. Sehingga dua hal tadi menyebabkan banyaknya manusia yang mendiami
kota itu.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Kota
Abu dhabi
a.
Sejarah
kota Abu dhabi
Abu Dhabi (أبو ظبي ) Abu Dhabi secara harfiah artinya adalah Bapa Gazelle , adalah ibukota dan kota terbesar kedua Uni Emirat Arab dalam hal penduduk dan yang terbesar dari tujuh emirat
anggota Uni Emirat Arab . Abu Dhabi terletak di sebuah pulau berbentuk T
yang menjorok ke Teluk Persia dari
pantai barat pusat. Kota ini memiliki
penduduk sekitar 896.800 pada tahun 2009. Abu Dhabi adalah bukti arkeologis menunjuk ke
peradaban yang telah berada di daerah pulau yang
berbentuk T dari 3 milenium SM.
Abu Dhabi memiliki masyarakat yang beragam dan
multikultural. Jejak
budaya kota ini sebagian kecil adalah etnis homogen mutiara namun komunitas berubah dengan kedatangan komunitas lain yakni dari kelompok etnis warga
negara Iran di awal 1900-an, dan kemudian disusul oleh kelompok etnis India dan Pakistan pada
1960-an.
Mayoritas penduduk Abu Dhabi adalah pekerja
asing dari India , Pakistan , Eritrea , Ethiopia , Somalia , Bangladesh , Sri Lanka , Filipina , yang Britania Raya dan
berbagai negara dari seluruh dunia Arab. Akibatnya, berbagai bahasa pun di gunakan di kota ini, salah satunya
yaitu bahasa Inggris , Hindi , Urdu , Tamil , Somalia , Tigrinya , Amhar dan Bengali yang
digunakan secara luas. Selain dari bahasa Urdu dan Hindi
diucapkan oleh India dan Pakistan, banyak ekspatriat Asia Selatan juga
berkontribusi bahasa lain Asia Selatan dengan lingkungan budaya, termasuk Malayalam ,
bahasa utama yang diucapkan di negara bagian Kerala . dan penduduk asli kota Abu dhabi adalah kelahiran Arab Teluk yang merupakan bagian dari masyarakat yang
berbasis klan.[1]
Abu Dhabi umumnya lebih toleran dalam urusan
agama dan agama Islam adalah agama utama, agama kristen, agama hindu, agama budha, beserta gereja-gereja , kuil Hindu , dan Sikh gurdwaras dapat
ditemukan. Kota ini adalah rumah bagi beberapa masyarakat yang telah menghadapi
penganiayaan di tempat lain. Suasana kosmopolitan secara bertahap tumbuh dan
sebagai hasilnya, ada berbagai sekolah Asia dan Barat, pusat budaya dan
restoran bertema.[2]
Abu Dhabi adalah sebuah kota modern dengan luas
boulevards, kantor dan bangunan tinggi,
apartemen, dan toko-toko. Jalan utama utama adalah Corniche, Airport Road,
Jalan Sheikh Zayed, Hamdan Street dan Khalifa Street. Abu Dhabi dikenal di
daerah itu untuk yang hijau, mantan
padang pasir ini berubah menjadi taman
dan kebun. Abu Dhabi telah membangun kurang lebih
dari 2000 taman terawat baik dan kebun Abu dhabi memiliki desain
dari jalan kota dan jalan utama yang cukup terorganisir. Mulai dari Corniche, dan semua jalan horizontal adalah aneh dan yang
vertikal merata bernomor. Jadi, Corniche adalah Jalan # 1, Khalifa adalah
Street # 3, Hamdan adalah Street # 5, dan seterusnya. Sebaliknya, Salam Jalan adalah
St # 8. Ada banyak taman di berbagai bagian di sudut kota.
Biasanya biaya masuk taman gratis bagi
anak-anak, namun bagi orang dewasa dikenai
biaya masuk.
Keragaman masakan di Abu Dhabi
adalah pengaplikasian dari sifat kosmopolitan masyarakat. Makanan Arab sangat
populer dan tersedia di mana-mana di berbagai kota. Restoran kecil (shawarma)
dan restoran kelas atas tersedia. Fast food dan masakan Asia Selatan juga sangat populer dan tersedia secara luas.
Penjualan dan konsumsi daging babi , meskipun
tidak ilegal, diatur dan itu dijual hanya untuk non- Muslim di wilayah
yang ditetapkan. Demikian pula, penjualan minuman beralkohol diatur. Izin
liquor dibutuhkan untuk membeli alkohol, namun, alkohol tersedia di bar dan
restoran atau hotel lima bintang tetapi tidak dijual secara luas. Bahkan Shisha dan butik qahwa juga populer
di Abu Dhabi .[3]
b. Perekonomian
Abu Dhabi adalah emirat terkaya dari UEA dalam
hal Produk Domestik Bruto (PDB)
dan pendapatan per kapita . Lebih
dari $ 1 triliun diinvestasikan di seluruh dunia di kota saja. PDB per kapita juga
mencapai $ 63.000, yang jauh di atas pendapatan rata-rata dari Uni Emirat Arab. Dan Abu dhabi yang
menempati peringkat ketiga di dunia setelah Luksemburg dan Norwegia dalam hal kekayaan pendapatan per kapita.[4]
Abu Dhabi bekerja dalam bisnis mutiara dan Teluk Persia adalah
lokasi terbaik untuk mutiara. Para penyelam tidak dibayar untuk pekerjaan
sehari-hari, tetapi menerima sebagian dari laba musim. Dan Abu dhabi memiliki kekayaan ekonomi yang bergantung
pada mutiara namun pada 1930, perdagangan mutiara menurun, sehingga pemerintah
Abu Dhabi beralih pada sektor perekonomian minyak.
Pada tanggal 5 Januari 1936 sebuah perusahaan asosiasi
dari Perusahaan Minyak Irak, menandatangani perjanjian konsesi dengan penguasa,
Sheikh Shakhbut bin Sultan al Nahyan, untuk mengeksplorasi minyak. Hal ini
diikuti oleh konsesi tujuh puluh lima tahun yang ditandatangani pada Januari
1939. Namun hal ini memiliki beberapa masalah, dikarenakan Abu
dhabi adalah daerah gurun, pedalaman eksplorasi menjadi penuh kesulitan. Namun
setelah melalui beberapa proses akhirnya pada tahun 1958, menggunakan platform
pengeboran laut, ditemukan ladang minyak di daerah Ummu Shaif pada kedalaman 8.755 kaki sekitar (2.669 m).
Dan pada tahun-tahun selanjutnya di temukannya ladang minyak di beberapa daerah
tertentu. Salah satunya adalah pantai Zakum, daerah Asab, daerah Sahil dan Shah, dan lepas pantai Al- Bunduq,
dan Abu al-Bukhoosh.
Abu Dhabi adalah produsen minyak terbesar UAE (Uni Emirat
Arab ), dan telah mendapatkan manfaat yang besar dari proyek minyak ini. Baru-baru ini pemerintah telah melakukan
diversifikasi rencana ekonomi mereka. Dilayani oleh harga minyak yang tinggi,
minyak non negara dan gas telah melampaui PDB yang disebabkan oleh sektor
energi. Hebatnya, non minyak dan gas PDB kini merupakan 64% dari total PDB UEA.
Kecenderungan ini tercermin di Abu Dhabi dengan investasi baru substansial
dalam industri , real estate , pariwisata dan lainnya . suatu diversifikasi yang aktif dan program liberalisasi
untuk mengurangi ketergantungan UEA pada sektor hidrokarbon.
Hal ini terbukti dalam penekanan pada diversifikasi
industri dengan selesainya zona bebas, Industrial City Abu Dhabi,
Abu Dhabi zona bebas dan pembangunan lain. Ada juga untuk mempromosikan
pariwisata dan sektor real estate dengan Abu Dhabi Tourism Authority dan
Investasi Perusahaan Pengembangan Pariwisata dan melakukan beberapa skala besar
proyek-proyek pembangunan. Proyek-proyek ini akan dilayani oleh infrastruktur
transportasi yang telah ditingkatkan
dengan port baru, bandara diperluas dan link rel yang diusulkan antara Abu
Dhabi dan Dubai semua dalam tahap pengembangan.[5]
Pemerintah Abu Dhabi mencari cara untuk memperluas
pendapatan dari produksi minyak dan gas maka pemerintah Abu dhabi memperluas
sektor perekonomian dalam hal pariwisata yang berbeda yang dapat menarik
berbagai jenis orang. Tujuan ini terlihat pada perhatian pemerintah Abu Dhabi dalam
memberikan perhatian penuh ke
Bandara Internasional Abu Dhabi. Abu
Dhabi berkembang sebagai pusat transportasi utama Timur Tengah, sampai dengan 50 juta penumpang
per tahun, sehingga memberikan sebuah kompetisi besar untuk Bandar Udara Internasional Dubai . dan
bandara tersibuk kedua di UEA (Uni Emirat Arab) yang melayani
9.020.000 penumpang pada tahun 2008, naik 30,2% dari pada
tahun 2007. pada
tahun 2009, bandara internasional Abu
dhabi mengalami kenaikan lagi 30% +
dalam banyaknya permintaan
penumpang.
Gagasan diversifikasi ekonomi juga terlihat pada Visi
Ekonomi 2030 Abu Dhabi yang direncanakan oleh Dewan Perencanaan Kota Abu Dhabi.
Dalam rencana ini perekonomian Abu Dhabi akan
berkelanjutan dan tidak tergantung pada setiap segi satu atau sumber
pendapatan. Lebih khusus bagian non-minyak pendapatan direncanakan akan
meningkat dari sekitar 40% sampai sekitar 60%.[6]
Pada tahun 2007 Dewan Perencanaan Kota Abu Dhabi (UPC) didirikan, yang merupakan badan yang
bertanggung jawab bagi masa depan lingkungan perkotaan Abu Dhabi dan otoritas
ahli balik visioner Rencana Abu Dhabi 2030 Rencana Struktur Perkotaan Framework
yang diterbitkan pada bulan September 2007. UPC juga
bekerja pada rencana serupa untuk wilayah Al-Ain dan Al-Gharbia.
c. Pusat Pemerintahan
Para penguasa emirat mempertahankan keturunan mereka yang
berkelompok, Khalifa bin Zayed Al
Nahyan adalah penguasa
turun-temurun dari Abu Dhabi (UEA). Dia adalah putra Syekh Zayed bin Sultan Al Nahyan ,
presiden pertama Uni Emirat Arab .
Saudara tirinya, Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan ,
adalah Putra Mahkota Abu Dhabi, dan memiliki pengaruh yang cukup besar sebagai
Ketua Abu Dhabi Dewan Eksekutif dan Deputi Panglima Tertinggi angkatan
bersenjata Uni Emirat Arab.
Bentuk Penguasa Dewan Agung, dipimpin oleh
presiden. Meskipun presiden diperbaharui setiap lima tahun melalui pemungutan
suara di dewan, Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan memperbaharui kedudukan kepresidenan dari pembentukan uni emirat arab sampai kematiannya pada bulan November 2004,
dan ada pemahaman implisit bahwa penguasa Abu Dhabi akan selalu terpilih
sebagai presiden uni emirat arab.
Jumlah anggota Dewan Eksekutif 98 sejak suksesi dan
sekarang yang sebagian besar terdiri dari anggota terkemuka dari keluarga
penguasa serta sejumlah politisi dihormati.
Pada tingkat federal, undang-undang harus
diratifikasi oleh Dewan Agung. Dewan Menteri bentuk otoritas eksekutif negara.
kabinet 20-anggota yang dipimpin oleh presiden untuk memilih
perdana menteri,. Kabinet juga mengacu pada Dewan Nasional Federal (FNC), 8 anggota badan penasihat. Setiap calon presiden harus memilih
wakil-wakilnya melalui pemilihan. Setengah dari anggota
pemilihan akan dipilih oleh penguasa sementara separuh lainnya akan dipilih
langsung oleh penduduk. Amandemen ini dianggap menjadi langkah pertama dalam
program reformasi yang lebih luas pemilu yang akan melihat representasi yang
lebih besar pada tingkat federal.
Kepadatan dari Abu Dhabi bervariasi, dengan kepadatan
kerja yang tinggi di daerah pusat, kepadatan perumahan yang tinggi di pusat
kota pusat dan kepadatan rendah di pinggiran kota. Di
daerah padat, sebagian besar konsentrasi dicapai dengan bangunan menengah dan
tinggi-naik. Pencakar langit Abu Dhabi seperti terkenal Abu Dhabi Investment Authority Menara , di Bank Nasional Abu Dhabi kantor
pusat, Hilton Hotel Menara
dan Etisalat markas
biasanya ditemukan di distrik keuangan Abu Dhabi. Lain bangunan modern terkenal
termasuk Emirates Palace dengan
desain terinspirasi oleh warisan Arab.
Perkembangan gedung-gedung tinggi telah mendorong dalam Rencana Abu Dhabi 2030 , yang akan mengarah pada pembangunan gedung pencakar
langit baru selama dekade berikutnya, terutama dalam perluasan daerah pusat
bisnis Abu Dhabi seperti perkembangan baru di Al Sowwah Pulau dan Al Reem Pulau . Abu Dhabi telah memiliki sejumlah gedung pencakar langit supertinggi yang
sedang dibangun di seluruh kota.[7]
Beberapa bangunan tertinggi di langit termasuk
382 m (1,253.28 ft) Menara Residential Central Market , di
324 m (1,062.99 kaki) Landmark dan 74-lantai,
310 m (1,017.06 kaki) . Juga gedung pencakar langit lain lebih dari 150 m
(492,13 ft) (500 ft) yang baik yang diusulkan atau disetujui dan bisa mengubah
cakrawala kota. Pada Juli 2008, ada 62 bangunan bertingkat tinggi 23-150 m
(75,46-492,13 ft ) di
bawah konstruksi, disetujui untuk konstruksi, atau diusulkan untuk konstruksi.
d. Pendidikan
Pemerintah abu dhabi sangat memperhatikan pendidikan
beserta sarana dan prasarana yang mendukung dari kegiatan pendidikan itu
sendiri . pemerintah Abu dhabi tidak hanya menyediakan sekolah untuk warga
negaranya sendiri namun Abu Dhabi adalah rumah bagi beberapa internasional
sekolah dan universitas luar negeri , hal ini dapat dilihat dari banyaknya sekolah-sekolah
yang disponsori oleh pemerintah luar
negeri seperti akademi perfileman New York (New York Film Academy) , Universitas Sorbonne Paris-Abu Dhabi.
Lembaga-lembaga ini berdiri di pusat kota Abu Dhabi . Sejumlah besar target populasi sekolah secara umum dengan mengikuti silabus yang sama seperti di
negara asal mereka. Misalnya, sekolah Abu Dhabi- India
mengikuti silabus CBSE India dan sebagainya. Dewan
Pendidikan Abu dhabi (ADEC) mempertahankan program sekolah yang komprehensif bagi yang berminat
dan berbakat . Sekolah
bisnis bergengsi internasional, baru didirikan
pada bulan Februari 2010, menawarkan lulusan MBA Eksekutif dan program pendidikan
eksekutif.
Abu Dhabi menyediakan program beasiswa gratis
untuk siswa melalui Petroleum Institute. Petroleum Institute adalah
salah
satu perguruan tinggi teknik terbaik di UEA. Hal ini sedang dijalani oleh ADNOC (Abu Dhabi National Oil Company) yang menawarkan beasiswa di jurusan Kimia,
Mesin, Listrik, Minyak, Waduk dan sektor teknik lainnya. Sebuah aspek penting
dari Institut Petroleum adalah bahwa setelah lulus, mereka melatih siswa mereka
di rig minyak mereka dan memberikan mereka pekerjaan di perusahaan minyak.
Lembaga Minyak adalah salah satu dari beberapa institusi pendidikan tinggi
untuk menawarkan siswa keamanan pekerjaan tersebut.
Setiap tahun dewan pendidikan membuka pameran global yang dilaksanakan di Abu
Dhabi Exhibition Center di bawah pengawasan pemerintah. Universitas dari
seluruh penjuru dunia memamerkan karir
mereka, dan diadakannya beberapa program
beasiswa bagi siswa secara global. Hal ini tampaknya menjadi sebuah ajang yang sangat di tunggu-tunggu oleh siswa atau
mahasiswa di Abu Dhabi. Acara ini sangat bermanfaat dan berguna dengan
baik untuk siswa dari semua kebangsaan. Baik dari Heriot-Watt
University, University of Bolton, Universitas Cambridge, Oxford University,
Institut Petroluem, Khalifa Abu Dhabi University, maupun universitas atau
sekolah lainnya.
2.
Kota Dubai
a.
Sejarah Kota Dubai
Sangat sedikit diketahui mengenai budaya pra-Islam di tenggara jazirah Arab, kecuali banyak kota
kuno di wilayah itu yang menjadi pusat perdagangan antara dunia Timur dan Barat. Sisa dari rawa mangrove kuno, berusia 7.000 tahun, ditemukan ketika
pembangunan jalur selokan bawah tanah dekat Dubai Internet City. Wilayah ini ditutupi pasir sekitar 5.000
tahun yang lalu setelah garis pantai mundur dari daratan, menjadi bagian dari
garis pantai kota saat ini. Sebelum Islam, orang-orang di wilayah ini menyembah Bajir (atau Bajar). Kekaisaran Bizantium dan Sassaniyah memiliki kekuasaan besar pada masa itu, dengan
Sassaniyah yang menguasai sebagian besar wilayah.
Setelah penyebaran Islam di sana, Khalifah Umayyah, dari dunia
Islam timur, memperluas wilayahnya ke tenggara Arabia dan mengalahkan Sassaniyah. Penggalian yang
dilakukan oleh Dubai Museum di wilayah Al-Jumayra
(Jumeirah) membenarkan
keberadaan beberapa artefak dari periode Umayyah. Sebutan Dubai yang pertama
kali dicatat adalah pada tahun 1095, di "Book of Geography" oleh ahli geografi Andalusia-Arab Abu Abdullah al-Bakri. Pedagang permata Venesia Gaspero Balbi
mengunjungi wilayah ini pada 1580 dan menyebutkan Dubai (Dibei) karena
industri permatanya.[8]
Di awal abad ke-19, klan Al Abu Falasa (Dinasti Al-Falasi) dari klan Bani Yas mendirikan Dubai, yang menjadi bagian dari Abu
Dhabi hingga 1833. Tanggal 8 Januari 1820, sheikh Dubai dan sheikh lainnya di daerah itu
menandatangani "Perjanjian Damai Maritim Umum" dengan pemerintah
Britania. Tetapi, tahun 1833, dinasti Al Maktoum (juga keturunan Dinasti Al-Falasi) dari suku Bani Yas meninggalkan permukiman
Abu Dhabi dan mengambil ailh Dubai dari klan Abu Falasa tanpa perlawanan.
Dubai berada dibawah perlindungan Britania Raya
oleh "Perjanjian Eksklusif" tahun 1892, dengan menyetujui perlindungan
Dubai terhadap serangan apapun dari Kekaisaran Ottoman. Dua bencana menyerang kota ini pada
pertengahan 1800-an. Pertama, tahun 1841, sebuah epidemi cacar muncul di permukiman Bur Dubai, memaksa
penduduk pindah ke timur di Deira.
Kemudian, tahun 1894, kebakaran terjadi di
Deira, menghanguskan banyak rumah. Tetapi, lokasi geografis kota terus menarik
pedagang dan penjual dari seluruh wilayah itu. Emir Dubai gencar-gencarnya
menarik pedagang asing dan menurunkan pajak perdagangan, yang menarik pedagang
dari Sharjah dan Bandar Lengeh, yang merupakan hub dagang utama pada masa itu.[9]
Geografi Dubai dekat dengan India menjadikannya
sebagai lokasi penting. Kota Dubai adalah pelabuhan pedagang asing penting,
khususnya dari India, banyak di antaranya menetap di kota itu. Dubai dikenal
karena ekspor permatanya hingga 1930-an. Tetapi, industri permata Dubai
mengalami dampak dari Perang Dunia I, dan kemudian Depresi Besar tahun 1920-an.
Akibatnya, kota ini mengalami migrasi massal penduduk ke bagian lain Teluk
Persia.
Sejak pendiriannya, Dubai berselisih dengan Abu
Dhabi. Tahun 1947, sengketa perbatasan antara Dubai dan Abu Dhabi di sektor
utara perbatasan resminya, berubah menjadi perang antar kedua emirat. Arbitrasi oleh Britania
dan pembangunan pagar yang membentang ke tenggara dari pantai di Ras Hassian
menghasilkan penghentian tembak-menembak. Tetapi, sengketa perbatasan antara
kedua emirat berlanjut bahkan setelah pembentukan UEA; pada 1979 perjanjian
formal tercapai yang mengakhiri tembak-menembak dan sengketa perbatasan antara
dua emirat. Listrik, telepon dan bandar udara didirikan di Dubai tahun 1950-an,
ketika Britania memindahkan kantor administratif lokalnya dari Sharjah ke Dubai.
Tahun 1966 kota ini bergabung dengan negara Qatar yang baru merdeka untuk menetapkan satuan mata
uang baru, Riyal Qatar/Dubai, setelah deflasi rupee Teluk. Minyak ditemukan di Dubai pada tahun yang
sama, setelah itu kota ini memberikan konsesi pada perusahaan minyak
internasional. Penemuan minyak ini membawa Dubai pada masuknya pekerja asing
dalam jumlah besar, terutama dari India dan Pakistan. Akibatnya, populasi kota
sejak 1968 hingga 1975 naik menjadi 300%, oleh beberapa perkiraan.
Tanggal 2 Desember 1971 Dubai, bersama Abu
Dhabi dan lima emirat lainnya, membentuk Uni Emirat Arab setelah bekas
pelindung Britania meninggalan Teluk Persia pada tahun
1971.
Tahun 1973, Dubai bergabung dengan emirat lain
untuk menggunakan mata uang tunggal: Dirham UEA. Tahun 1970-an, Dubai terus tumbuh dari
pendapatan yang diperoleh dari minyak dan perdagangan, bahkan setelah kota ini
mendapat masukan imigran Lebanon yang mengungsi dari perang sipil di Lebanon.[10] Zona Bebas Jebel Ali, terdiri dari pelabuhan Jebel Ali (dikatakan
sebagai pelabuhan buatan terbesar di dunia) didirikan tahun 1979, yang
menyediakan impor buruh dan kapital ekspor tak terbatas kepada perusahaan
asing.
Perang Teluk Persia 1990 memiliki
dampak besar terhadap kota ini. Secara ekonomi, bank di Dubai mengalami
penarikan dana yang cukup besar karena kondisi politik tak menentu di wilayah
itu. Selama 1990-an, bagaimanapun, banyak komunitas dagang asing — pertama dari
Kuwait, selama Perang
Teluk, dan kemudian dari Bahrain, selama
kerusuhan Syiah — memindahkan
bisnis mereka ke Dubai.
Dubai menyediakan pangkalan pengisian bahan
bakar kepada pasukan sekutu di zona bebas Jebel Ali selama Perang Teluk
Persia, dan lagi, selama Invasi Irak 2003. Peningkatan
besar harga minyak setelah Perang Teluk Persia memaksa Dubai terus fokus pada
perdagangan bebas dan pariwisata. Kesuksesan zona bebas Jebel Ali membolehkan
kota ini menggunakan modelnya untuk membangun kumpulan zona bebas baru, seperti
Dubai Internet City, Dubai Media City dan Dubai
Maritime City. Pembangunan Burj Al Arab, hotel berdiri
bebas tertinggi di dunia, juga pembangunan permukiman baru, juga digunakan
untuk memasarkan Dubai dalam bidang pariwisata. Sejak 2002, kota ini mengalami
peningkatan investasi real estat pribadi dalam membentuk kembali langit-langit
Dubai dengan proyek seperti The Palm Islands, The World Islands dan Burj Dubai.
Tetapi, pertumbuhan ekonomi yang kuat dalam
beberapa tahun terakhir disebabkan oleh nilai inflasi yang naik
(11.2% pada tahun 2007 ketika dihitung terhadap Indeks Harga Konsumen) yang digabungkan karena harga penyewaan
perkantoran dan permukiman yang berlipat ganda, mengakibatkan peningkatan
substansial biaya hidup bagi para penghuninya.
b. Perekonomian Kota Dubai
Produk domestik bruto Dubai
pada tahun 2005 mencapai US$37
miliar.[11]
Meskipun ekonomi Dubai dibangun dengan latar belakang industri minyak,
pendapatan dari minyak dan gas alam hanya
menyumbang kurang dari 6% pendapatan emirat ini. Diperkirakan bahwa Dubai
memproduksi 240.000 barel minyak
per hari dan banyak gas dari pengeboran lepas pantai.
Pendapatan emirat dalam pendapatan gas UEA
hanya menyumbang sekitar 2%. Cadangan minyak Dubai telah berkurang drastis dan
diperkirakan kosong dalam 20 tahun mendatang. Real Estat dan Konstruksi
(22.6%), Perdagangan (16%), entrepôt (15%)
dan layanan keuangan
(11&) adalah kontributor terbesar kepada ekonomi Dubai.[12]
Negara re-ekspor
tertinggi di Dubai meliputi Iran (US$790
juta), India (US$204
juta) dan Arab
Saudi (US$194
juta). Negara impor
tertinggi emirat adalah Jepang (US$1.5
miliar), Cina (US$1.4
miliar) dan Amerika Serikat (US$1.4
miliar).[13]
Dalam konteks sejarah, Dubai dan kembarannya di
seberang Dubai Creek, Deira
(Dubai City independen pada waktu itu), menjadi pelabuhan penting bagi manufaktur Barat.
Kebanyakan perbankan dan pusat finansial kota berpusat di wilayah pelabuhan.
Dubai mempertahankan kepentingannya sebagai rute dagang sepanjang 1970-an dan
1980-an. Dubai memiliki perdagangan
bebas dalam emas dan
hingga 1990-an, adalah hub bagi "perdagangan penyelundupan" ingot emas ke
India, dimana impor emas dilarang.
Pelabuhan Jebel
Ali di Dubai, dibangun tahun 1970-an, adalah
pelabuhan buatan terbesar di dunia dan menempati peringkat ke-8 terbesar di
dunia menurut volume lalu lintas kontainer yang mampu disimpan.[14]
Dubai juga berkembang sebagai hub bagi industri
jasa seperti TI dan keuangan, dengan
pendirian zona bebas
industri di seluruh kota. Dubai Internet City,
bersama Dubai
Media City sebagai bagian dari TECOM (Dubai Technology,
Electronic Commerce and Media Free Zone Authority) adalah satu jenis enklave
dimana anggotanya meliputi firma TI seperti EMC
Corporation, Oracle Corporation, Microsoft, dan IBM, dan
organisasi media seperti MBC, CNN, BBC, Reuters dan AP.
Dubai Financial Market (DFM)
didirikan Maret 2000 sebagai pasar
sekunder bagi saham
perdagangan, lokal dan asing. Pada perempatan
keempat 2006, volume dagangnya berdiri di atas 400
miliar saham, senilai US$95 miliar. DFM memiliki kapitalisasi pasar senilai
US$87 miliar. Keputusan pemerintah untuk terbebas dari perdagangan, tapi
bergantung pada minyak, ekonomi yang berorientasi pada jasa dan pariwisata
telah menjadikan real
estat lebih bernilai, menghasilkan apresiasi
properti pada periode 2004-2006. Penetapan jangka panjang, memperlihatkan
depresiasi properti: properti tertentu kehilangan 64% nilai mereka sejak 2001
hingga November 2008.
Proyek pembangunan real estate berskala besar telah membawa pada pembangunan
sejumlah pencakar
langit tertinggi dan proyek terbesar di dunia seperti
Emirates Towers, Burj
Dubai, Palm
Islands dan hotel tertinggi dan termahal di dunia, Burj Al Arab.
c.
Sistem Pemerintahan Kota
Dubai
Pemerintah Dubai beroperasi di dalam lingkup monarki konstitusional, dan
telah dipimpin oleh keluarga Al
Maktoum sejak 1833. Pemimpin saat ini, Mohammed bin Rashid Al Maktoum, juga
menjabat sebagai Perdana Menteri Uni
Emirat Arab dan anggota Dewan Tertinggi UEA (SCU). Dubai
menunjuk 8 anggota dalam periode dua masa jabatan kepada Dewan Nasional Federal (FNC)
UEA, badan legislatif federal
tertinggi.
Dubai Municipality (CM)
didirikan oleh pemimpin Dubai, Rashid
bin Saeed Al Maktoum tahun 1954 untuk perencanaan kota, pelayanan
warga kotadan pembaharuan fasilitas lokal. DM diketuai oleh Hamdan
bin Rashid Al Maktoum, deputi pemimpin Dubai dan terdiri dari
beberapa departemen seperti Departemen Jalan, Departemen Perencanaan dan Survei,
Departemen Lingkungan dan Kesehatan Umum dan Departemen Keuangan. Tahun 2001,
Dubai Municipality memasuki proyek e-Government dengan
tujuan menyediakan 40 layanan kota melalui portal
web-nya (Dubai.ae). Tiga belas layanan diluncurkan
Oktober 2001, sementara beberapa layanan lainnya dijadwalkan beroperasi di masa
depan.
Dubai dan Ras al Khaimah adalah
satu-satunya dua emirat yang tidak mengikuti sistem yudisial federal
Uni Emirat Arab. Mahkamah yudisial emirat terdiri dari Mahkamah Pertama,
Mahkamah Banding, dan Mahkamah Kasasi. Mahkamah Pertama terdiri dari pengadilan
sipil, yang mendengar seluruh klaim sipil, Pengadilan Kriminal, yang mendengar
klaim dari keluhan polisi, dan Pengadilan Syariah, yang
bertanggungjawab atas masalah antara Muslim.
Non-Muslim tidak masuk ke Pengadilan Syariah.[15]
Mahkamah Kasasi adalah mahkamah tertinggi emirat
dan hanya mendengar sengketa dalam hukum. Dubai Police Force,
didirikan tahun 1956 di permukiman Naif,
memiliki yurisdiksi
penegakan hukum di emirat ini; kekuasaan berada dibawah komando langsung
Mohammed bin Rashid al Maktoum, pemimpin Dubai. Dubai Municipality juga
bertugas dalam sanitasi dan infrastruktur selokan bawah tanah kota. Pertumbuhan
cepat kota menyebabkan perawatan infrastruktur selokan bawah tanah diperluas
hingga batasnya.
Artikel 25 Konstitusi
UEA menyebutkan perlakuan sederajat terhadap warga
negara tanpa memandang ras, kebangsaan, kepercayaan atau status sosial.
Tetapi, sebagian besar dari 250.000 buruh asing di Dubai tinggal dalam kondisi
yang dijelaskan oleh Human Rights Watch sebagai
"lebih buruk dari manusia." NPR
melaporkan bahwa pekerja "tinggal berdelapan di satu kamar, mengirim
sebagian gaji mereka kepada keluarga, yang tidak mereka kunjungi selamam
beberapa tahun pada satu waktu." Tanggal 21 Maret 2006,
pekerja di situs konstruksi Burj
Dubai, kecewa karena jadwal bus dan kondisi kerja,
memberontak: merusak mobil, kantor, komputer, dan alat konstruksi.[16]
Peraturan yudisial di Dubai yang meliputi
kebangsaan asing mencuat ke berita ketika usaha tertuduh untuk menutupi
informasi pemerkosaan terhadap Alexandre Robert, seorang Perancis-Swiss berusia
15 tahun, oleh tiga warga lokal, salah satunya positif HIV dan
penahanan massal buruh migran, kebanyakan dari India, karena protes mereka
terhadap gaji dan kondisi hidup yang kurang. Prostitusi,
meskipun ilegal menurut hukum, muncul di emirat ini karena ekonomi yang
didasarkan pada pariwisata dan perdagangan. Penelitian yang dilakukan oleh
American Center for International Policy Studies (AMCIPS) menemukan bahwa
wanita Rusia dan Ethiopia adalah
pelaku prostitusi paling umum, juga wanita dari sejumlah negara Afrika,
sementara yang berasal dari India adalah bagian dari jaringan prostitusi lintas
lautan yang
terorganisir. Sebuah dokumenter PBS tahun
2007 yang berjudul Dubai: Night Secrets melaporkan bahwa prostitusi di
klub dibolehkan oleh pihak berwenang dan banyak wanita asing bekerja di sana
tanpa dipaksa, tertarik oleh uang.
d. Pendidikan Kota Dubai
Sistem sekolah di Dubai tidak berbeda dari Uni Emirat Arab. Tahun
2006, terdapat 88 sekolah umum yang dijalankan oleh Menteri Pendidikan yang
melayani Emirati dan
ekspatriat Arab juga
132 sekolah pribadi.[17]
Bahasa utama di sekolah
umum adalah bahasa Arab dengan Inggris sebagai
bahasa kedua, sementara kebanyakan sekolah pribadi
menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama. Banyak sekolah pribadi
melayani satu komunitas ekspatriat atau lebih. Delhi Private School, Our Own
English High School, Dubai
Modern High School, dan The
Indian High School, Dubai menawarkan CBSE dan silabus India ICSE.
Sejenis itu, juga terdapat beberapa sekolah Pakistan terkenal yang menawarkan
kurikulum FBISE bagi
anak ekspatriat.
Dubai English Speaking School, Jumeirah Primary
School, Jebel Ali Primary School, the Cambridge High School (atau Cambridge
International School), Jumeirah English Speaking School, King's School dan
Horizon School semuanya memberikan pendidikan dasar Britania hingga usia
sebelas tahun. Dubai British School, Dubai College, English College Dubai,
Jumeirah English Speaking School, Jumeirah College dan St.
Mary's Catholic High School kesemuanya sekolah menengah Britania sebelas hingga
delapan belas tahun yang memberikan GCSE dan A-Level.
Emirates
International School bersama Cambridge High School menyediakan
pendidikan siswa penuh hingga usia 18 tahun, ini merupakan sekolah
internasional dan memberikan IGCSE dan A-Level. Wellington
International School, yang melayani anak mulai usia 4 hingga 18
tahun, memberikan IGCSE dan A-Level. Deira
International School juga menawarkan program IB,
termasuk program IGCSE.
Menteri Pendidikan Uni Emirat Arab
bertanggungjawab atas akreditasi sekolah. Dubai Education Council dibentuk Juli
2005 untuk mengembangkan sektor pendidikan di Dubai.[18]
Knowledge and Human Development Authority (KHDA) didirikan tahun 2006 untuk
mengembangkan sektor pendidikan dan sumber daya manusia di Dubai, dan memberi
lisensi pada institusi pendidikan.
Sekitar 10% populasi memiliki gelar universitas dan pasca sarjana. Banyak
ekspatriat mengirimkan anaknya kembali ke negara asal atau negara Barat untuk
pendidikan universitas dan ke
India untuk pembelajaran teknologi. Tetapi, sejumlah besar universitas
terakreditasi asing telah didirikan di kota ini selama 10 tahun terakhir.
Beberapa dari universitas tersebut meliputi Michigan
State University Dubai (MSU Dubai), the Birla
Institute of Technology & Science, Pilani - Dubai(BITS Pilani), Heriot-Watt
University Dubai, American
University in Dubai (AUD), American College of Dubai, Mahatma
Gandhi University (Pusat Lepas Kampus), SP Jain Center Of Management, University
of Wollongong in Dubai, Institute
of Management Technology dan MAHE Manipal.
Tahun 2004, Dubai School of Government bersama John F.
Kennedy School of Government dan Harvard Medical School Dubai Center (HMSDC)
dari Universitas Harvard
didirikan di Dubai. RIT Dubai adalah kampus satelit dari Rochester Institute of
Technology di Dubai, Uni Emirat Arab.
Rencana untuk perguruan tinggi, yang akana
dibangun di Dubai Silicon Oasis, diumumkan tanggal 5 Desember 2007. Kampus ini
dijadwalkan dibuka Musim Gugur 2008. Tahun 2009, direncanakan bahwa akan
terdapat program lulusan penuh waktu, dan pada 2010, program mahasiswa penuh
waktu. Tahun 2019, RIT berencana untuk memperluas kampus menjadi 1.000.000 kaki
persegi (93.000 m²), menerima sekitar 4.000 mahasiswa.[19]
3. Kota Riyadh
a. Sejarah Kota Riyadh
(Ar-Riyad, bahasa Arab: رياض) adalah
ibu kota Arab Saudi yang terletak
di kawasan Nejd. Riyadh
terletak di tengah semenanjung Arabia dan dihuni oleh lebih dari 4.500.000
orang (22% populasi nasional). Luas kota ini sekitar 1.554 km². Riyadh,
Buraydah dan Al Kharj termasuk dalam pengembangan 'koridor pusat' Arab Saudi.
Kawasan lain yang padat penduduknya ialah daerah pesisir — dekat Jeddah dan Mekkah di Laut Merah, dan dekat Hufur dan Dharan di Teluk Persia.
Masa pra-Islam, pemukiman di Riyadh bernama
Hajar. Lokasi ini dialiri oleh beberapa sungai (sekarang wadi) dan air tanah dapat diambil di sini. Tempat
ini terkenal dengan buah kurma dan bunga orchard. Nama kota ini diambil dari kata Arab rowdhah
(taman). Nama modern ini pertama-tama hanya merujuk pada sebagian pemukiman di
mana terdapat banyak orchard. Perlahan-lahan nama "Riyadh" mencakup
seluruh pemukiman.
Hingga akhir abad ke-18, Riyadh
merupakan bagian dari Negeri Saudi Pertama, dengan ibukota di Diriyah. Setelah kehancuran Diriyah pada tahun 1818 oleh Kekaisaran Ottoman, ibukotanya dipindahkan ke Riyadh. Sebagian
kota Diriyah, kota yang terbuat dari bata lumpur, masih ada peninggalannya
hingga kini.
Riyadh dikuasai oleh Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al Saud tahun 1902. Ia kemudian membangun Kerajaan Arab Saudi tahuhn 1932, dengan Riyadh sebagai ibukota. Namun ibukota
diplomatik baru dipindahkan dari Jeddah tahun 1982. Riyadh kini mengalami tingkat pertumbuhan
populasi yang tinggi yang dapat terlihat dari minimnya pengembangan kota ini sejak
taun 1970-an. Riyadh terbagi menjadi 17 kecamatan yang dikontrol oleh kotamadya
pusat Riyadh dan Otoritas Pengembangan Riyadh.
b.
Perekonomian Kota Riyadh
Kerajaan Arab Saudi Investasi Perdagangan Luar
Negeri. Ekonomi dan kota-kota Industri. Sektor minyak. Saudi Aramco. Dallah
Albaraka. Grup Savola. Strategis terletak di persimpangan perdagangan
timur-barat, Arab Saudi menawarkan portal ke perekonomian global dan pintu gerbang ke pasar regional yang
secara substansial melebihi pertumbuhan dunia. ekonomi Arab Saudi peringkat 3
di dunia untuk stabilitas ekonomi makro.[20]
Kerajaan Arab Saudi sangat penting karena
beberapa alasan :
1)
Itu
adalah tempat kelahiran Nabi Muhammad (saw) dan lokasi dari dua kota suci
Islam, Mekkah dan Madinah.
2)
Arab Saudi adalah pemain utama di panggung
politik daerah.
3)
Secara ekonomi, Arab Saudi adalah raksasa di
wilayahnya dan, dengan 25% dari cadangan terbukti minyak dunia, kemungkinan
akan menjadi lebih penting di masa depan.
Sebagai perekonomian daerah dan eksportir terbesar di dunia terbesar 24, besarnya pasar
bahwa proyek-proyek berbasis melayani Saudi adalah keunggulan kompetitif, yang
memungkinkan perusahaan Saudi untuk keuntungan dari skala ekonomi. Dan Riyadh
Saudi ini adalah salah satu mata uang paling stabil di dunia.[21]
Arab Saudi adalah anggota pendiri Perserikatan
Bangsa-Bangsa. Merupakan anggota dari Dana Moneter Internasional dan Bank
Dunia. Apakah salah satu donor bantuan terbesar di dunia. Jeddah adalah markas
besar dari Sekretariat Organisasi Konferensi Islam dan organisasi anak
perusahaan, Bank Pembangunan Islam. Dewan Kerjasama untuk Negara Arab di
Teluk.
ESCWA (Komisi Ekonomi dan Sosial
untuk Asia Barat Perserikatan Bangsa-Bangsa). Liga Arab. Organisasi Konperensi Islam (OKI).
Departemen Pusat Statistik 'Survey Demografi
menempatkan penduduk Kerajaan di 20800000. Dari populasi nasional Saudi, 54,3%
adalah laki-laki dan perempuan 45,7%. Saat ini, diperkirakan bahwa hampir separuh
penduduk Saudi adalah di bawah usia 20 tahun.
Pemerintah, melalui sektor publik, memainkan
peran utama dalam kegiatan industri Kerajaan tetapi, dalam beberapa tahun
terakhir, sektor swasta, dengan dorongan Pemerintah di bawah sistem Kerajaan
usaha bebas, menjadi semakin terlibat dan bertanggung jawab untuk pengembangan
industri dan diversifikasi.
Kerajaan Arab Saudi adalah pasar terbesar
ekonomi bebas di Timur Tengah. Hal ini memperoleh 25% dari produk nasional
bruto Arab dan memiliki cadangan minyak terbesar di dunia (25%). Arab Saudi
adalah lingkungan yang paling ideal untuk proyek-proyek tergantung pada
konsumsi energi karena memberikan energi untuk proyek-proyek investasi dengan
harga paling tidak di tingkat global.
Selain itu, ada banyak sumber daya alam di
bidang pertambangan yang didukung oleh lokasi geografis Kerajaan membuat mereka
akses mudah ke Eropa, pasar Asia dan Afrika. pasar Saudi memiliki daya beli
tinggi dan ekspansi terus.
Arab Saudi dan sekitarnya ekonomi MENA (Timur
Tengah dan Afrika Utara) telah menikmati kinerja secara substansial melebihi
pertumbuhan dunia. Sementara banyak perhatian telah dibayarkan kepada kenaikan
harga energi global, sektor non-migas Arab Saudi telah menjadi sektor penting,
memberikan tingkat pertumbuhan ekonomi mempercepat sebagai diversifikasi.[22]
Didorong oleh pertumbuhan PDB yang kuat dan
stabilitas makroekonomi, kepercayaan konsumen adalah jauh di atas rata-rata
regional. Tumbuh kredit swasta dan peningkatan pengeluaran publik untuk
infrastruktur dan proyek-proyek lain memberikan dasar yang luas untuk
kesempatan yang kuat di seluruh Timur Tengah. Dalam Arab Saudi faktor-faktor
ini diterjemahkan ke dalam pertumbuhan yang sangat kuat dan berkelanjutan dalam
permintaan domestik.
Sebagai perekonomian daerah dan eksportir
terbesar di dunia terbesar 24, besarnya pasar bahwa proyek-proyek berbasis
melayani Saudi adalah "keunggulan kompetitif, yang memungkinkan perusahaan
Saudi untuk keuntungan dari skala ekonomi."
Riyadh Saudi ini adalah salah satu mata uang
paling stabil di dunia. Tidak ada perubahan signifikan dalam nilai tukar yang
selama 3 dekade terakhir. Tidak ada pembatasan penukaran mata uang asing dan
transfer uang keluar. Laju inflasi di Arab Saudi sangat rendah dan Kerajaan
adalah berusaha untuk menandatangani perjanjian bilateral dengan peningkatan
jumlah negara tentang dorongan investasi, perlindungan dan pengaturan masalah
perpajakan.
c.
Sistem Pemerintahan
Riyadh
adalah ibu kota Arab Saudi dan negara ini berbentuk negara monarki absolut.
Sistem pemerintahan Arab Saudi yaitu negara Islam yang berdasarkan syariah
Islam dan Al Qur’an. Kitab Suci Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW
merupakan konstitusi Arab Saudi. Pada tahun 1992 ditetapkan Basic Law of
Government yang mengatur sistem pemerintahan, hak dan kewajiban pemerintah
serta warga negara.
Arab
Saudi dipimpin oleh seorang raja yang dipilih berdasarkan garis keturununan
atau orang yang diberi kekuasaan langsung oleh raja. Hal ini berdasarkan pasal
5 Basic Law of Government yang menyatakan kekuasaan kerajaan diwariskan kepada
anak dan cucu yang paling mampu dari pendiri Arab Saudi, Abdul Aziz bin Abdul
Rahman Al-Saud, dimana raja merangkap perdana menteri dan anglima tinggi
angkatan bersenjata Arab Saudi. [23]
Pada
tanggal 20 Oktober 2006 Raja Abdullah telah mengamandemen pasal ini dengan
mengeluarkan UU yang membentuk lembaga suksesi kerajaan (Allegiance
Institution) terdiri dari para anak dan cucu dari Raja Abdul Aziz Al-Saud.
Dalam ketentuan baru, raja tidak lagi memilki hak penuh dalam memilih Putera
Mahkota. Raja dapat menominasikan calon Putera Mahkota. Namun, Komite Suksesi
akan memilih melalui pemungutan suara. Selain itu, bila Raja atau Putera
Mahkota berhalangan tetap, Komite Suksesi akan membentuk Dewan Pemerintahan
Sementara (Transitory Ruling Council) yang beranggotakan lima orang. Ketentuan
ini baru akan berlaku setelah Putera Mahkota Pangeran Sultan naik tahta.
Berikut nama-nama raja yang pernah memerintah Arab Saudi:
1)
Raja
Abdul Aziz (Ibnu Saud), pendiri kerajaan Arab Saudi: 1932 – 1953
2)
Raja
Saud, putra Raja Abdul Aziz : 1953 – 1964 (kekuasaannya diambil alih oleh
saudaranya, Putera Mahkota Faisal)
3)
Raja
Faisal, putra Raja Abdul Aziz : 1964 – 1975 (dibunuh oleh keponakannya, Faisal
bin Musa’id bin Abdul Aziz)
4)
Raja
Khalid, putra Raja Abdul Aziz : 1975 – 1982 (meninggal karena serangan jantung)
5)
Raja
Fahd, putra Raja Abdul Aziz : 1982 – 2005 (meninggal karena sakit usia tua)
6)
Raja
Abdullah, putra Raja Abdul Aziz : 2005-sekarang.
Ayat 1 dalam
Undang-undang ini menyebutkan bahwa: "Kerajaan Arab Saudi adalah Negara
Arab Islam, memiliki kedaulatan penuh, Islam sebagai agama resmi, undang-undang
dasarnya Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wa Sallam, bahasa
resmi Bahasa Arab, dan ibukotanya Riyadh". [24]
Dan ayat 5
menyebutkan bahwa sistem pemerintahan di Arab Saudi adalah Kerajaan atau
Monarki. Sedang ayat-ayat lainnya menyebutkan tentang sendi-sendiyang menjadi
landasan bagi sistem pemerintahan di Arab Saudi, lingkungan resmi yang
mengaturnya, unsur-unsur fundamental masyarakat Saudi, prinsip-prinsip ekonomi
umum yang dilaksanakan Kerajaan, jaminan negara terhadap kebebasan dan
kehormatan atas kepemilikan khusus, perlindungan atas hak-hak asasi manusia
sesuai dengan hukum-hukum Syariat Islam.[25]
v Undang-undang tentang Pemerintahan, Syura, dan Daerah
Untuk menyempurnakan regulasi negara atas
dasar Syariat Allah, pada tanggal 27 Sya'ban 1412 H bertepatan dengan tanggal 1
Maret 1992 M, Pelayan Dua Kota Suci Raja Fahd Bin Abdul Aziz – rahimahullah –
mengeluarkan Undang-undang tentang Sistem Pemerintahan, Syura (Permusyawaratan)
dan Daerah untuk mengatur berbagai macam kehidupan di Kerajaan Arab Saudi.
v Komisi Majelis Syura
1)
Komisi
Urusan Keislaman, Peradilan dan Hak Asasi Manusia.
2)
Komisi
Urusan Sosial, Keluarga dan Pemuda.
3)
Komisi
Urusan Ekonomi dan Energi.
4)
Komisi
Urusan Keamanan.
5)
Komisi
Administrasi, SDM dan Petisi.
6)
Komisi
Urusan Pendidikan dan Riset.
7)
Komisi
Urusan Kebudayaan dan Informasi.
8)
Komisi
Urusan Luar Negeri.
9)
Komisi
Perairan, Infrastruktur dan Layanan Umum.
10)
Komisi
Urusan Kesehatan dan Lingkungan.
11)
Komisi
Urusan Keuangan.
12)
Komisi
Tranportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi Informasi.
v Administrasi Pemerintahan
Terdiri
dari Kabinet yang dibentuk pada tahun 1373H/1953M. Majelis ini sekarang
mencakup sejumlah departemen yang berkompeten, seperti: Pertahanan, Luar
Negeri, Dalam Negeri, Keuangan, Ekonomi dan Perencanaan, Perminyakan dan
Pertambangan, Kehakiman, Urusan Islam, Wakaf, Dakwah dan Bimbingan, Pendidikan
dan Pengajaran, Pendidikan Tinggi, Kebudayaan dan Informasi, Perdagangan dan
Perindustrian, Air dan Listrik, Pertanian, Pekerjaan, Urusan Sosial, Komunikasi
dan Teknologi Informasi, Urusan Kota dan Pedesaan, Haji, dan Layanan Sipil.[26]
v Sistem Peradilan
Peradilan
memperoleh independensi secara penuh dan hukumnya bersumber kepada kitab suci
Al-Qur`an dan Sunnah Nabi shallallahu'alaihiwasallam. Dalam berbagai urusan
syar'i peradilan merujuk kepada Majelis Peradilan Tinggi yang bertugas meneliti
nash-nash peradilan dan hukum-hukum hudud dan qisas, dan membawai seluruh
mahkamah syar'iyah yang tersebar di penjuru negeri. Lembaga peradilan dan
kehakiman terdiri dari: Mahkamah Umum, Mahkamah Khusus, Lembaga Kasasi, dan
Notariat.
Adapun
dalam persoalan-persoalan tata usaha Negara, maka di sana ada lembaga khusus
yang menanganinya. Yang terpenting, diantaranya, ialah “Diwan al-Mazhalim”
yaitu lembaga pengadilan yang berhubungan langsung dengan raja, yang
perhatiannya terfokus pada penyelesaian berbagai persoalan perselisihan yang
diajukan terhadap lembaga pemerintahan.
d.
Pendidikan
Kota Riyadh
Di era Hashemy berlawanan, Raja Abdulaziz,
dengan pemahaman penuh tentang pentingnya pendidikan, ia mendirikan pusat
pendidikan pertama secara resmi diselenggarakan pada tahun 1925, sebuah tempat
yang disebut "Direktorat Pendidikan." Direktorat Pendidikan pada
waktu itu di bawah Kementerian Dalam Negeri karena tidak ada cukup banyak orang
yang berkualitas dan berpendidikan untuk mendirikan sebuah departemen khusus.
Karena ukuran kurangnya sumber daya keuangan negara, bantuan Mesir diminta,
tidak hanya sebagai bantuan tambahan untuk mengajar tetapi juga untuk membantu
mensubsidi kurikulum dan mengatur sistem pendidikan Saudi. Menjaga dalam
pikiran bahwa "model pendidikan Mesir adalah mengikuti jejak dari model
pendidikan bahasa Inggris pada waktu itu, karena itu, model Pendidikan Saudi
secara tidak langsung mengadopsi sistem pendidikan Inggris" (Alromi, 2000,
p4). [27]
Meningkatnya jumlah siswa di sekolah memaksa
Direktorat Jenderal Pendidikan untuk mengumumkan peraturan baru, yang akhirnya
mengarah Direktorat untuk mengendalikan semua urusan pendidikan di Arab Saudi
(Alromi, 2000, p5).
Menurut Alromi, Sekolah pemerintahan pertama di
Arab Saudi didirikan pada 1925. Sekolah ini sederhana, menghadapi banyak
rintangan, berdiri sendirian sebagai benteng lanjutan pendidikan selama satu
dekade. Pada tahun 1936, sekolah yang lebih umum beberapa dimulai, tetapi tidak
sampai 1939 bahwa sekolah-sekolah menjadi apa yang sekarang dapat dianggap
sebagai penuh sekolah dasar. Pada waktu itu di seluruh kerajaan Arab Saudi
hanya 2.319 siswa yang terdaftar di sekolah. Permintaan untuk pendidikan
meningkat sebagai kekayaan bangsa tumbuh. Jumlah sekolah dasar mencapai 182
pada tahun 1949, dengan total 21.409 pendaftaran murid.[28]
4.
Kota
Beirut
a.
Sejarah
Kota Beirut
Beirut (bahasa Arab: بيروت;, Bayrūt) atau nama Perancisnya, Beyrouth, adalah ibu kota negara Lebanon dan juga menjadi kota
terbesar di negara tersebut. Kota ini didiami oleh 1,2 juta juwa namun bila
daerah metropolitan di sekitarnya dihitung menjadi 2,1 juta. Sebelum Perang Saudara Lebanon pecah,
kota ini mendapat julukan "Paris di Dunia Timur" karena suasana
kosmopolitannya.
Awalnya disebut Bêrūt, "Wells" oleh
Fenisia, sejarah Beirut kembali lebih dari 5000 tahun. Penggalian di pusat kota
mengungkapkan lapisan Fenisia, Helenistik, Romawi peradaban, Arab dan Ottoman.
Setelah
Perang Dunia Kedua, Lebanon memperoleh kemerdekaan dari Prancis dan Beirut
menjadi ibukotanya. Beirut sukses sebagai komersial utama dan pusat wisata di
Timur Tengah. Ini adalah tujuan populer bagi orang Arab kaya dan turis Eropa
karena geografi yang unik Beirut, iklim, budaya yang berbeda, dan kebebasan.
Beirut dilihat sebagai "pintu gerbang ke Timur Tengah" dan
sebaliknya, dan sering disebut "Paris dari Timur Tengah."
Beirut, ibu kota dan pelabuhan utama Libanon berasal
dari tahun 3000 SM, saat
menjadi pelabuhan penting bagi bangsa Funisia. Bangsa Romawilah yang
pertama kali menarik perhatian orang kepada Beirut pada tahun 14 SM. Beirut
mendapat reputasi untuk sekolah hukumnya (ketiga sejak abad
ke-6), namun hancur akibat serangkaian gempa bumi
yang menyerang cepat, dan berpuncak pada munculnya gelombang pasang pada tahun 551.
Muslimin masuk Beirut pada tahun 635,
umumnya hanya menemukan reruntuhan dan kemudian membangunnya perlahan-lahan,
memungkinkan berkembangnya pelabuhan dagang yang menjadi pelabuhan singgah
utama di Suriah bagi
para saudagar rempah-rempah Venesia.
Dimulai dengan populasi 100.000 jiwa pada 1890,
kota ini tumbuh pesat (10 kali lipat antara tahun 1930-1970). Namun
akibat perang saudara, populasinya merosot sampai hanya 1,1 juta jiwa pada
tahun 1995.
b. Perekonomian Kota Beirut
Revolusi Industri dan
pendudukan Mesir atas Suriah pada tahun 1832
menggairahkan peran pentingnya dalam perdagangan yang meredup selama
pemerintahan Usmaniyah. Para pengungsi Kristen melarikan diri ke sini dari
perang saudara di pegunungan-pegunungan Suriah, sementara misionaris Protestan
dari AS, Inggris dan Jerman
menambah jumlah penduduk kota ini. Pada akhir Perang
Dunia I, yang menandai jatuhnya Kesultanan Usmaniyah, Perancis
menciptakan negara Libanon Besar, yang menjadi Republik
Libanon pada tahun 1926. Beirut
berperan sebagai pusat ekonomi sosial, intelektual dan budaya TimTeng antara
tahun 1952-1975. Sebuah
pusat pariwisata, salah satu pemimpin perbankan, dan pelabuhan masuk utama
untuk daerah sekitarnya.
Tiba-tiba keberhasilannya hancur akibat perang
terbuka antara kelompok Islam dan Kristen. Perang 6
Hari pada tahun 1967 menyeret
organisasi-organisasi perlawanan Palestina di Beirut, yang mendapat reputasi
sebagai MaBes gerakan itu. Beirut menjadi wilayah perang dahsyat pada tahun 1980-an.
Berbagai pasukan milisi lokal, ditambah tentara Israel dan milisi PLO
(Organisasi Pembebasan Palestina) berperang di Libanon dan menghancurkan
sebagian besar Beirut Barat dan
melumpuhkan kota yang pernah hidup.
Sekarang, Beirut sudah menjalani berbagai upaya
rekonstruksi. Kota ini akan menjadi lokasi Jeux de
la Francophonie tahun 2009 dan
menjadi salah satu calon tuan rumah potensial Olimpiade 2024.
Berbagai organisasi internasional juga memiliki kantor di Beirut seperti ILO dan UNESCO yang
memiliki kantor untuk daerah Arab di kota
ini.
c.
Sistem pemerintahan
Sejak akhir perang pada tahun 1989 dan orang-orang
Libanon telah membangun kembali kota Beirut. Kota ini telah menerapkan
kebijakan rekonstruksi yang agresif, yang sebagian besar didorong oleh pimpinan
mantan perdana menteri Libanon Rafik Hariri. Kota ini sejak kembali statusnya
sebagai turis, pusat budaya dan intelektual dari Timur Tengah, serta sebagai
pusat perdagangan, fashion dan media.
Libanon adalah sebuah republik demokratis parlementer,
yang memberlakukan sebuah sistem khusus yang di kenal sebagai konfesionalisme.
Sistem ini, dimaksudkan untuk menjamin bahwa konflik sektarian akan dapat di
hindari, berupaya untuk secara adil mewakili distribusi demografis
aliran-aliran keagamaan dalam pemerintahan. Dan kota beirut sebagai ibu kota
dari libanon mempunyai andil besar dalam hal kepemerintahan negara Libanon.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pemaparan kelompok kami mengenai kota-kota modern menunjukkan
beberapa kelebihan kota-kota modern di bandingkan kota-kota lama, serta adanya
beberapa kekurangan dari kota-kota modern.
Beberapa kelebihan kota-kota modern di bandingkan kota
lama adalah :
a.
Sistem pembangunan yang
tersusun dan berarsitektur
b.
Sistem pemerintahan yang
lebih terbuka
c.
Memiliki hubungan kerja sama
yang luas dalam peningkatan ekonomi kota
d.
Dapat bersaing dengan
dunia internasional
e.
Beberapa kekurangan kota-kota modern adalah :
a.
penduduk kota
jauh melampaui populasi maksimum dari perkiraan asli ketika dirancang. Hal ini
menyebabkan kemacetan lalu lintas, kekurangan ruang parkir mobil, dan kepadatan
penduduk.
b.
Pergeseran budaya lokal
c.
homogenitas yang tinggi
DAFTAR PUSTAKA
1.
Hitty.
K. Philip. History of Arabs;from the earlist times to the present. New york: 2002 revisi ke 10
3.
Davidson,
Christopher. The Emirates Of Abu Dhabi and Dubai:Contrasting Roles In The
International System. March 2007
4.
"Six
Persian Gulf Emirates Agree to a Federation". New York Times. Jul 19,
1971. pg.
5.
Dubai
economy set to treble by 2015 ArabianBusiness.com
(3 February 2007) Retrieved on 15 October 2007.
12.
A.Raugh,
William. Riyadh, History and guide:a brief historical survey the development of
Riyadh etc. Al-Mutawa Press : 1969
17.
Id.wikipedia.org/wiki/riyadh
18.
Indonesia-riyadh.blogspot.com/2008/11/sejarah-singkat-kota-riyadh.html
20.
Diharjaangga.blogspot.com/2010/05/politik-pemerintahan-arab-saudi.html
[1]http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Abu_Dhabi
[3]
Ibid hal 2
[4]
History of Arabs;from the earlist times to the present. Hitty. K. Philip. New york: 2002 revisi ke 10
[6]http://heyderaffan.multiply.com/photos/album/38/Abu_Dhabi_Desember_2006?&show_interstitial=1&u=%2Fphotos%2Falbum
[7]
Ibid hal 2
[9] The Emirates
Of Abu Dhabi and Dubai:Contrasting Roles In The International System. Davidson,
Christopher. March 2007
[10]
"Six Persian Gulf Emirates Agree to a Federation". New York Times.
Jul 19, 1971. pg. 4
[11] Dubai
economy set to treble by 2015 ArabianBusiness.com
(3 February 2007) Retrieved on 15 October 2007.
[19]
Ibid. Hal 13
[20]
Riyadh, History and guide:a brief historical survey the development of Riyadh
etc. A.Raugh, William. Al-Mutawa Press : 1969
[21]
Id.wikipedia.org/wiki/riyadh
[22]
Indonesia-riyadh.blogspot.com/2008/11/sejarah-singkat-kota-riyadh.html
[23]www.ppmi-riyadh.org/component/content/section/7.html
[24]
Diharjaangga.blogspot.com/2010/05/politik-pemerintahan-arab-saudi.html
[26] Ibid.
Hal 19
[27]
Ibid hal 19
[28]
http://yuniwawan.multiply.com/journal/item/1?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
Tidak ada komentar:
Posting Komentar