Jumat, 01 Juni 2012

pendekatan dalam pembelajaran


BAB II
PEMBAHASAN
A.Berbagai Pendekatan dalam Pembelajaran
Pendekatan atau Approach dalam bahasa Inggris diartikan sebagai “came near (menghampiri), go to (jalan ke) dan way path dengan (arti jalan). Dalam pengertian ini dapat dikatakan bahwa approach adalah cara menghampiri atau mendatangi sesuatu.Berdasarkan Word Web – kata approach dalam bentuk noun (kata benda), berarti Ideas or actions intended to deal with a problem or situation, misalnya kata "his approach to every problem is to draw up a list of pros and cons" atau ia juga berarti The act of drawing spatially closer to something seperti kalimat "the hunter's approach scattered the geese"Dalam bentuk verb, approach berarti Come near or verge on, resemble, come nearer in quality, or character seperti arti kalimat "His playing approaches that of Horowitz". Terkadang approach juga berarti make advances to someone, usually with a proposal or suggestion seperti kalimat "I was approached by the President to serve as his adviser in foreign matters".H.M Habib Thaha mendefiniskan pendekatan adalah cara pemrosesan subyek atas obyek untuk mencapai tujuan. Pendekatan ini juga berarti cara pandang terhadap sebuah obyek permasalahan, dimana cara pandang tersebut adalah cara pandang yang luas. Sedangkan Prof. Dr. Oteng Sutisna, M.Sc lebih praktis dalam memahami pengertian ”pendekatan”. Pendekatan adalah apa yang hendak ia kerjakan dan bagaimana ia akan mengerjakan sesuatu. Yang pertama disebut dengan pendekatan pengertian ”tugas” dan yang kedua adalah pendekatan dalam pengertian ”proses”Penggunaan istilah ”pendekatan” memiliki arti yang berbeda-beda tergantung kepada obyek apa yang akan menjadi tema sentral perencanaan kerja dan kajian pemikiran yang akan dikembangkan.Secara garis besar pengertian pendekatan dalam pembelajaran adalah  Suatu upaya yang dilakukan oleh guru yang dimulai dengan perencanaan pembelajaran,pelaksanaan proses pembelajaran dan diakhiri dengan penilaian hasil belajar,yang prakteknya mencerminkan keaktifan maksimum pada guru dalam mengajar dan keaktifan maksimum pada siswa dalam belajar.
Pendekatan yang dapat digunakan secara garis besar meliputi :
1. Pendekatan Imposisi
Penggunaan pendekatan imposisi dalam pembelajaran hingga kini masih banyak dilakukan oleh para guru. Pendekatan ini mempunyai cirri guru menyampaikan materi pembelajaran melalui penuturan, atau dengan melontarkan (ekspositoris) meteri pembelajaran kepada siswa.
2. Pendekatan teknologis
Pembelajaran dengan pendekatan teknologis menggunakan perangkat (wares), baik perangkat benda/perangkat keras (hardware), atau perangkat program (software). Perangkat benda dapat berbentuk radio, televisi, atau computer, sedangkan perangkat program merupakan program yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat mempelajari sendiri materi-materi pembelajaran dengan menggunakan perangkat tersebut.
3. Pendekatan Personalisasi
Pendekatan ini berakar pada falsafah progresifistis, yang berpandangan bahwa pada hakekatnya manusia itu adalah baik dan aktif. Proses pembelajaran kadang-kadang menyebabkan manusia menjadi sebaliknya. Agar pembelajaran dapat memperoleh hasil baik, maka pembelajaran sepatutnya memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk aktif melakukan kegiatan sendiri.
4. Pendekatan Interaksional
Proses pembelajaran sebagaimana dijelaskan diatas, terdapat dua bentuk penyelenggaraan pembelajaran yang saling berlawanan, yaitu pembelajaran dengan siswa fasif dan pembelajaran dengan siswa aktif. Interaksi dalam proses pembelajaranpun dapat menimbulkan kesan sepihak, yaitu pada pembelajaran siswa fasif, dominasi barada pada pihak guru, sedangkan pada pembelajaran siswa aktif, dominasi pada pihak siswa.
5. Pendekatan Konstruktivis
a. Pengertian Pendekatan Konstruktivis
Adalah pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan pembelajaran dengan memberikan perhatian khusus pada pengetahuan dan belajar serta menentukan metode mengajar yang dapat membantu guru dalam membimbing siswa untuk menghadapi dunia yang dihadapinya.(Depdiknas, 2004;8).
b. Prinsip Pendekatan Konstruktivis
Ada beberapa prinsip Pendekatan Konstruktivis yang dapat dijadikan sebuah acuan dalam mengelola proses pembelajaran, yaitu
1)      Siswa diberi masalah yang sesuai dengan kehidupannya.
2)      Penstrukturan belajar pada konsep primer.
3)      Menjajaki dan menghargai pendapat siswa.
4)      Kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
5)      Menilai belajar siswa dalam konteks mengajar.
c. Elemen Belajar yang Konstruktivis
Konstruktivis mengembangkan pemikiran siswa akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. Ada lima elemen belajar yang Konstruktivistik ;
1)      Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada
2)      Pemerolehan pengetahuan baru
3)      Pemahaman pengetahuan
4)      Memperaktekkan pengetahuan dan pengalaman
5)      Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut.
6. Pendekatan Pengolahan Imformasi
Pendekatan Pengolahan Imformasi, pada dasarnya dikenal dengan nama teori pentahapan (stage theory). Model mengajar dari rumpun pemerosesan imformasi, dapat digunakan dalam mengajarkan konsep (joice & weil, 1972). Dalam pengelolaan imformasi ini, ada dua hal yang terlibat, yaitu siswa dengan aktif memproses, menyimpan dan mendapatkan kembali imformasi, dan pembelajaran yang merupakan upaya membantu siswa dalam mengembangkan mengolah imformasi dan menggunakannya secara sistematis untuk menguasai kompetensi tertentu.
7. Pendekatan Inquiry
Pendekatan Inquiry adalah memberi pembelajaran pada siswa untuk menangani permasalahan yang mereka hadapi ketika barhadapan dengan dunia nyata dengan menggunakan teknik yang diterapkan oleh seorang peneliti. Dalam pembelajaran inquiry, berarti para guru harus merencanakan situasi sedemikian rupa, sehingga para siswa bekerja seperti seorang peneliti dengan menggunakan prosedur mengenali permasalahan, menjawab pertanyaan, menggunakan prosedur dan menyiapkan kerangka berfikir, dan penjelasan yang kompatible dengan pengalaman pada dunia nyata.
8. Pendekatan Pemecahan Masalah
Pemecahan Masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dipercaya sebagai kendaraan/alat untuk mengembangkan kemampuan berfikir tinggi. Melalui proses problem solving, para siswa akan mampu menjadi pemikir yang handal dan mandiri. Mereka dirangsang untuk mampu menjadi seorang    Eksplorer,Inventor,Desainer, Pengambilan keputusan dan Komunikator
B. Perpaduan Berbagai Pendekatan dalam Pembelajaran
Sudah ada Penjelasan bahwa pembelajaran menekankan pada proses keaktifan yang dilakukan oleh guru, dan proses kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Keaktifan guru tercermin sejak proses pembelajaran belum dilaksanakan, hingga proses pembelajaran itu selesai. Sedangkan keaktifan siswa tercermin dari berbagai kegiatan yang dilakukan sebagai pengantar mereka mencapai tujuan.
1. Keaktifan Guru
Guru sangat berperan besar dalam sebuah proses pembelajaran,maka dari itu Sebelum proses pembelajaran dilakukan seorang guru harus merencanakan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dalam perencanaan ini dilakukan analisis tentang bentuk-bentuk tingkah laku yang diinginkan muncul pada diri siswa yang menjadi tujuan berdasarkan atas kurikulum yang digunakan. Berdasarkan analisis tujuan, dipilih bentuk-bentuk pengalaman belajar serta bentuk-bentuk kegiatan yang dipandang dapat memberi pengalaman belajar yang sesuai dengan tujuan.Berdasarkan perencanaan yang dibuat, guru melaksanakan apa yang telah direncanakan. Sebagaimana dijelaskan diatas, kegiatan utama guru mengajar adalah memberi rangsangan, bimbingan, pengarahan dan motivasi belajar untuk memberi kemudahan kepada siswa untuk belajar.
2. Keaktifan Siswa
Tidak hanya Guru yang harus aktif dalam proses Pembelajaran,da nada Macam-macam keaktifan siswa dalam proses belajar sangat beraneka ragam. Keaktifan yang dimaksud meliputi keaktifan dalam penginderaan, mengolah ide-ide, menyatakan ide, dan melakukan ketermpilan jasmani yang mereka kuasai.Kegiatan penginderaan dalam proses belajar yang menonjol adalah mendengar dan melihat. Melalui mendengar dan melihat dapat ditangkap kesan tentang obyek yang dating dari luar, yang menjadi dasar pembentukan pemahaman dan segi-segi tingkah laku lain.
C. Bentuk-Bentuk Pembelajaran
1. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran aktif yang melaksanakan aktvitas siswa bersama-sama secara berkelompok dan tidak individual.Pembelajaran kooperatif menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok, dengan hal ini akan memungkinkan terjadinya penggabungan dan pemeriksaan ide sendiri dalam suasana yang tidak tertekan. Pembelajaran ini melibatkan siswa dengan berbagai kemampuan untuk bekerja sama dalam kelompok guna mencapai tujuan yang sama. Aspek-aspek esensial yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif ;  Saling bergantung satu sama lain secara positif,Saling berinteraksi langsung antar anggota dalam kelompok, Akuntabilitas individu atas pembelajaran diri sendiri,Keterampilan social,dan    Pemerosesan kelompok.
2. Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif adalah kegiatan mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan mata pelajaran yang dipelajarinya. Siswa lebih aktif dalam mempelajari materi pembelajaran yang menyiapkan siswa untuk hidup, imformasi yang diterima lebih lama diingat dan disimpan, dan lebih menikmati suasana kelas yang nyaman.
3. Pembelajaran Langsung/ Interaktif
Pengertian Pembelajaran interaktif adalah model pembelajaran yang secara langsung diarahkan oleh guru dengan tugas-tugas spesifik yang harus dilengkapi para siswa dibawah pengawasan guru secara langsung. Dengan kata lain pembelajaran ini menyiratkan langsung interaksi antara guru dengan siswa.
4. Pembelajaran Inquiry
a. Strategi Pembelajaran Inquiry
Dilihat dari proses berfikir, ada dua strategi pembelajaran inquiry ;
1)      Inquiry deduktif (konsep diberikan oleh guru)
2)      Inquiry induktif (konsep ditentukan oleh siswa)
b. Tahapan Pembelajaran Inquiry
Dalam pelaksanaan pembelajaran tahapan yang ditempuh dalam pembelajaran inquiry adalah ;
1) Pemunculan masalah
2  Pengumpulan data (verifikasi)
3) Pengumpulan data (eksperimen)
4) Mengorganisasi dan menformulasikan pernyataan
5) Analisis
c. Prosedur Operasional
Prosedur operasional pembelajaran inquiry adalah ;
1. Mencari jawaban untuk pertanyaan tentang dunia nyata
2.Merumuskan pertanyaan, sehingga penyelidikan menjadi peristiwa yang  berkelanjutan.
3.Pertanyaan, penyelidikan dan pelajaran secara langsung di hubungkan dengan aktivitas yang dilakukan/alami siswa
4.Dalam penyelidikan satu masalah, menggunakan cara yang berbeda. Supaya banyak ragam cara dalam waktu dan kelas yang sama.
5. Intervensi guru sebagai fasilitator, motivator, pendengar, penilai dan lawan
5. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
a. Pengertian Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa mendorong membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dalam penerapan kehidupan mereka sehari-hari. Dengan demikian Pembelajaran kontekstual mengutamakan pada pengetahuan dan pengalaman atau dunia nyata.
b. Penerapan Pembelajaran kontekstual
Penerapan pembelajaran kontekstual dikelas melibatkan diantaranya ;
1)  Konstruktivisme
Yaitu menegmbangkan pemikiran siswa akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. Siswa belajar pada dasarnya mencari alat untuk membentu memahami pengalamannya.
2) Bertanya
Yaitu mengembangkan sifat ingin tau siswa, dengan bertanya. Karna dengan bertanya siswa mampu menjadi pemikir yang handal dan mandiri. Di antara manfaat bertanya atau mengajukan pertanyaan adalah ;
a)  Memperluas wawasan berfikir
b) Mengundang penguatan
c)  Memberi motivasi siswa untuk belajar lebih jauh
3) Menemukan (Inquiry)
Yaitu dengan melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topic, siswa di beri pembelajaran untuk menangani permasalahan yang mereka hadapi ketika berhadapan dengan dunia nyata. Dan guru harus merencanakan sedemikian rupa sehingga apa yang mereka jelaskan relevan dengan pengalaman di dunia nyata.
4) Masyarakat Belajar (learning community)
Yaitu menciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok). Siswa hidup dalam lingkungan masyarakat tempat tinggalnya atau disekitar sekolah. Pemanfaatan masyarakat sebagai konteks bagi siswa untuk pembelajaran kontekstual dapat dilakukan disekolah, dengan dua cara yaitu ;
a)   Menjadikan masyarakat sebagai nara sumber (diundang kesekolah pada jam belajar)
b)   Membawa siswa kelingkungan masyarakat (kesawah, rumah sakit, dll)
5)      Pemodelan (modeling)
Pemodelan yaitu menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. Siswa akan mudah memahami dan menerapkan proses dan hasil belajar jika dalam pembelajaran guru menyajikan dalam bentuk suatu model, bukan hanya bentuk lisan. Siswa akan mampu mengamati dan mencontoh apa yang ditujukan oleh guru. Oleh karena itu guru hendaknya mempertunjukkan hal-hal yang penting dan mudah diterima oleh siswa.
6) Refleksi (reflection)
Refleksi yaitu melakukan ringkasan akhir pertemuan pembelajaran, refleksi ini merupakan ringkasan materi dari pembeljaran yang telah disampaikan oleh guru. Siswa mengungkapkan, lisan atau tulisan dari apa yang mereka terima/pelajari.
7) Penilaian sebenarnya
Yaitu melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara, penilaian bisa dengan cara guru memberikan pertanyaan berdasarkan isi pelajaran. Tugas guru adalah menilai sejauh mana keberhasilan pembelajaran.
c. Kegiatan dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
Kegiatan dan strategi pembelajaran kontekstual dapat ditunjukkan berupa kombinasi dari kegiatan-kegiatan berikut ini:
1)      Pembelajaran otentik
2)      Pembelajarn berbasis inquiry
3)      Pembelajaran berbasis masalah
4)      Pembelajaran layanan
5)      Pembelajaran berbasis kerja
d. Prinsip Pembelajaran Kontekstual
Prinsip pembelajaran kontekstual adalah agar siswa dapat mengembangkan cara belajarnya sendiri dan selalu mengkaitkan dengan apa yang telah diketahui dan apa yang ada di masyarakat.adapun secara terperinci prinsip pembelajaran kontekstual sebagai berikut :
1)      Menekankan pada pemecahan masalah
2)      Mengenal kegiatan belajar terjadi pada berbagai konteks.
3)      Mengejar siswa untuk membantu dan mengarahkan belajarnya
4)      Menekankan pembelajaran dalam konteks kehidupan siswa
5)      Mendorong siswa belajar dari satu dengan lainnya
6)      Menggunakan penilaian otentik.
e. Metode Pembelajaran Kontekstual
Metode yang dilakukan dalam pembelajaran kontekstual adalah menggunakan situasi kehidupan nyata dari masyarakat setempat dimana siswadapat mengaflikasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka kembangkan.



f. Contoh Pembelajaran Kontekstual
D. Konsep Tentang Proses Pembelajaran (Pendidikan)
    1. Menurut Jerome J. Bruner
Proses pendidikan adalah proses pembelajaran (bagainama cara belajar, pendekatan, stretegi, metode dan lain sebagainya). Sedangkan inti sasaran pembelajaran adalah membimbing siswa belajar.
    2. Menurut Hilda Taba
Pandangan tentang proses penbelajaran mempunyai ikatan erat dengan pandangan tentang fungsi pendidikan, terutama pendidikan disekolah. Secara garis besar pandangan tentang fungsi pendidikan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam :
1.      Pendidikan berfungsi memelihara dan menyampaikan warisan kebudayaan kepada generasi muda
2.      Pendidikan berfungsi mengembngkan  dan memperbaiki kebudayaan
3.      Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan, kecakapan dan pribadi setiap individu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar