BAB
II
PEMBAHASAN
A.Berbagai
Pendekatan dalam Pembelajaran
Pendekatan atau Approach dalam bahasa Inggris
diartikan sebagai “came near (menghampiri), go to (jalan ke) dan way path
dengan (arti jalan). Dalam pengertian ini dapat dikatakan bahwa approach adalah
cara menghampiri atau mendatangi sesuatu.Berdasarkan Word Web – kata approach
dalam bentuk noun (kata benda), berarti Ideas or actions intended to deal with
a problem or situation, misalnya kata "his approach to every problem is to
draw up a list of pros and cons" atau ia juga berarti The act of drawing
spatially closer to something seperti kalimat "the hunter's approach
scattered the geese"Dalam bentuk verb, approach berarti Come near or verge
on, resemble, come nearer in quality, or character seperti arti kalimat
"His playing approaches that of Horowitz". Terkadang approach juga
berarti make advances to someone, usually with a proposal or suggestion seperti
kalimat "I was approached by the President to serve as his adviser in
foreign matters".H.M Habib Thaha mendefiniskan pendekatan adalah cara
pemrosesan subyek atas obyek untuk mencapai tujuan. Pendekatan ini juga berarti
cara pandang terhadap sebuah obyek permasalahan, dimana cara pandang tersebut
adalah cara pandang yang luas. Sedangkan Prof. Dr. Oteng Sutisna, M.Sc lebih
praktis dalam memahami pengertian ”pendekatan”. Pendekatan adalah apa yang
hendak ia kerjakan dan bagaimana ia akan mengerjakan sesuatu. Yang pertama
disebut dengan pendekatan pengertian ”tugas” dan yang kedua adalah pendekatan
dalam pengertian ”proses”Penggunaan istilah ”pendekatan” memiliki arti yang
berbeda-beda tergantung kepada obyek apa yang akan menjadi tema sentral
perencanaan kerja dan kajian pemikiran yang akan dikembangkan.Secara garis
besar pengertian pendekatan dalam pembelajaran adalah Suatu upaya yang dilakukan oleh guru yang
dimulai dengan perencanaan pembelajaran,pelaksanaan proses pembelajaran dan
diakhiri dengan penilaian hasil belajar,yang prakteknya mencerminkan keaktifan
maksimum pada guru dalam mengajar dan keaktifan maksimum pada siswa dalam
belajar.
Pendekatan
yang dapat digunakan secara garis besar meliputi :
1.
Pendekatan Imposisi
Penggunaan pendekatan imposisi dalam pembelajaran
hingga kini masih banyak dilakukan oleh para guru. Pendekatan ini mempunyai
cirri guru menyampaikan materi pembelajaran melalui penuturan, atau dengan
melontarkan (ekspositoris) meteri pembelajaran kepada siswa.
2.
Pendekatan teknologis
Pembelajaran dengan pendekatan teknologis
menggunakan perangkat (wares), baik perangkat benda/perangkat keras (hardware),
atau perangkat program (software). Perangkat benda dapat berbentuk radio,
televisi, atau computer, sedangkan perangkat program merupakan program yang
dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat mempelajari sendiri
materi-materi pembelajaran dengan menggunakan perangkat tersebut.
3.
Pendekatan Personalisasi
Pendekatan ini berakar pada falsafah progresifistis,
yang berpandangan bahwa pada hakekatnya manusia itu adalah baik dan aktif.
Proses pembelajaran kadang-kadang menyebabkan manusia menjadi sebaliknya. Agar
pembelajaran dapat memperoleh hasil baik, maka pembelajaran sepatutnya memberi
kesempatan kepada setiap siswa untuk aktif melakukan kegiatan sendiri.
4.
Pendekatan Interaksional
Proses pembelajaran sebagaimana dijelaskan diatas,
terdapat dua bentuk penyelenggaraan pembelajaran yang saling berlawanan, yaitu
pembelajaran dengan siswa fasif dan pembelajaran dengan siswa aktif. Interaksi
dalam proses pembelajaranpun dapat menimbulkan kesan sepihak, yaitu pada
pembelajaran siswa fasif, dominasi barada pada pihak guru, sedangkan pada
pembelajaran siswa aktif, dominasi pada pihak siswa.
5.
Pendekatan Konstruktivis
a.
Pengertian Pendekatan Konstruktivis
Adalah pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan
pembelajaran dengan memberikan perhatian khusus pada pengetahuan dan belajar
serta menentukan metode mengajar yang dapat membantu guru dalam membimbing
siswa untuk menghadapi dunia yang dihadapinya.(Depdiknas, 2004;8).
b.
Prinsip Pendekatan Konstruktivis
Ada beberapa prinsip Pendekatan Konstruktivis yang
dapat dijadikan sebuah acuan dalam mengelola proses pembelajaran, yaitu
1) Siswa diberi masalah yang sesuai dengan
kehidupannya.
2) Penstrukturan belajar pada konsep primer.
3) Menjajaki dan menghargai pendapat siswa.
4) Kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
5) Menilai belajar siswa dalam konteks
mengajar.
c.
Elemen Belajar yang Konstruktivis
Konstruktivis
mengembangkan pemikiran siswa akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan
keterampilan barunya. Ada lima elemen belajar yang Konstruktivistik ;
1) Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada
2) Pemerolehan pengetahuan baru
3) Pemahaman pengetahuan
4) Memperaktekkan pengetahuan dan pengalaman
5) Melakukan refleksi terhadap strategi
pengembangan pengetahuan tersebut.
6.
Pendekatan Pengolahan Imformasi
Pendekatan Pengolahan Imformasi, pada dasarnya
dikenal dengan nama teori pentahapan (stage theory). Model mengajar dari rumpun
pemerosesan imformasi, dapat digunakan dalam mengajarkan konsep (joice &
weil, 1972). Dalam pengelolaan imformasi ini, ada dua hal yang terlibat, yaitu
siswa dengan aktif memproses, menyimpan dan mendapatkan kembali imformasi, dan
pembelajaran yang merupakan upaya membantu siswa dalam mengembangkan mengolah
imformasi dan menggunakannya secara sistematis untuk menguasai kompetensi
tertentu.
7.
Pendekatan Inquiry
Pendekatan Inquiry adalah memberi pembelajaran pada
siswa untuk menangani permasalahan yang mereka hadapi ketika barhadapan dengan
dunia nyata dengan menggunakan teknik yang diterapkan oleh seorang peneliti.
Dalam pembelajaran inquiry, berarti para guru harus merencanakan situasi
sedemikian rupa, sehingga para siswa bekerja seperti seorang peneliti dengan
menggunakan prosedur mengenali permasalahan, menjawab pertanyaan, menggunakan
prosedur dan menyiapkan kerangka berfikir, dan penjelasan yang kompatible
dengan pengalaman pada dunia nyata.
8.
Pendekatan Pemecahan Masalah
Pemecahan Masalah adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang dipercaya sebagai kendaraan/alat untuk mengembangkan
kemampuan berfikir tinggi. Melalui proses problem solving, para siswa akan
mampu menjadi pemikir yang handal dan mandiri. Mereka dirangsang untuk mampu
menjadi seorang Eksplorer,Inventor,Desainer,
Pengambilan keputusan dan Komunikator
B.
Perpaduan Berbagai Pendekatan dalam Pembelajaran
Sudah ada Penjelasan bahwa pembelajaran menekankan
pada proses keaktifan yang dilakukan oleh guru, dan proses kegiatan yang
dilakukan oleh siswa. Keaktifan guru tercermin sejak proses pembelajaran belum
dilaksanakan, hingga proses pembelajaran itu selesai. Sedangkan keaktifan siswa
tercermin dari berbagai kegiatan yang dilakukan sebagai pengantar mereka
mencapai tujuan.
1.
Keaktifan Guru
Guru sangat berperan besar dalam sebuah proses
pembelajaran,maka dari itu Sebelum proses pembelajaran dilakukan seorang guru
harus merencanakan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dalam
perencanaan ini dilakukan analisis tentang bentuk-bentuk tingkah laku yang
diinginkan muncul pada diri siswa yang menjadi tujuan berdasarkan atas
kurikulum yang digunakan. Berdasarkan analisis tujuan, dipilih bentuk-bentuk
pengalaman belajar serta bentuk-bentuk kegiatan yang dipandang dapat memberi
pengalaman belajar yang sesuai dengan tujuan.Berdasarkan perencanaan yang
dibuat, guru melaksanakan apa yang telah direncanakan. Sebagaimana dijelaskan
diatas, kegiatan utama guru mengajar adalah memberi rangsangan, bimbingan,
pengarahan dan motivasi belajar untuk memberi kemudahan kepada siswa untuk
belajar.
2.
Keaktifan Siswa
Tidak
hanya Guru yang harus aktif dalam proses Pembelajaran,da nada Macam-macam keaktifan
siswa dalam proses belajar sangat beraneka ragam. Keaktifan yang dimaksud
meliputi keaktifan dalam penginderaan, mengolah ide-ide, menyatakan ide, dan
melakukan ketermpilan jasmani yang mereka kuasai.Kegiatan penginderaan dalam
proses belajar yang menonjol adalah mendengar dan melihat. Melalui mendengar
dan melihat dapat ditangkap kesan tentang obyek yang dating dari luar, yang
menjadi dasar pembentukan pemahaman dan segi-segi tingkah laku lain.
C.
Bentuk-Bentuk Pembelajaran
1.
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran aktif
yang melaksanakan aktvitas siswa bersama-sama secara berkelompok dan tidak
individual.Pembelajaran kooperatif menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif
dan positif dalam kelompok, dengan hal ini akan memungkinkan terjadinya
penggabungan dan pemeriksaan ide sendiri dalam suasana yang tidak tertekan.
Pembelajaran ini melibatkan siswa dengan berbagai kemampuan untuk bekerja sama
dalam kelompok guna mencapai tujuan yang sama. Aspek-aspek esensial yang
terdapat dalam pembelajaran kooperatif ;
Saling bergantung satu sama lain secara positif,Saling berinteraksi
langsung antar anggota dalam kelompok, Akuntabilitas individu atas pembelajaran
diri sendiri,Keterampilan social,dan
Pemerosesan kelompok.
2.
Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif adalah kegiatan mengajar yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan mata pelajaran
yang dipelajarinya. Siswa lebih aktif dalam mempelajari materi pembelajaran
yang menyiapkan siswa untuk hidup, imformasi yang diterima lebih lama diingat
dan disimpan, dan lebih menikmati suasana kelas yang nyaman.
3.
Pembelajaran Langsung/ Interaktif
Pengertian Pembelajaran interaktif adalah model
pembelajaran yang secara langsung diarahkan oleh guru dengan tugas-tugas
spesifik yang harus dilengkapi para siswa dibawah pengawasan guru secara
langsung. Dengan kata lain pembelajaran ini menyiratkan langsung interaksi
antara guru dengan siswa.
4.
Pembelajaran Inquiry
a.
Strategi Pembelajaran Inquiry
Dilihat
dari proses berfikir, ada dua strategi pembelajaran inquiry ;
1) Inquiry deduktif (konsep diberikan oleh
guru)
2) Inquiry induktif (konsep ditentukan oleh
siswa)
b.
Tahapan Pembelajaran Inquiry
Dalam
pelaksanaan pembelajaran tahapan yang ditempuh dalam pembelajaran inquiry
adalah ;
1)
Pemunculan masalah
2 Pengumpulan data (verifikasi)
3)
Pengumpulan data (eksperimen)
4)
Mengorganisasi dan menformulasikan pernyataan
5)
Analisis
c.
Prosedur Operasional
Prosedur
operasional pembelajaran inquiry adalah ;
1.
Mencari jawaban untuk pertanyaan tentang dunia nyata
2.Merumuskan
pertanyaan, sehingga penyelidikan menjadi peristiwa yang berkelanjutan.
3.Pertanyaan,
penyelidikan dan pelajaran secara langsung di hubungkan dengan aktivitas yang
dilakukan/alami siswa
4.Dalam
penyelidikan satu masalah, menggunakan cara yang berbeda. Supaya banyak ragam
cara dalam waktu dan kelas yang sama.
5.
Intervensi guru sebagai fasilitator, motivator, pendengar, penilai dan lawan
5.
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
a.
Pengertian Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa mendorong membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dalam penerapan kehidupan mereka sehari-hari. Dengan demikian
Pembelajaran kontekstual mengutamakan pada pengetahuan dan pengalaman atau
dunia nyata.
b.
Penerapan Pembelajaran kontekstual
Penerapan
pembelajaran kontekstual dikelas melibatkan diantaranya ;
1) Konstruktivisme
Yaitu menegmbangkan pemikiran siswa akan belajar
lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan
mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. Siswa belajar pada
dasarnya mencari alat untuk membentu memahami pengalamannya.
2)
Bertanya
Yaitu mengembangkan sifat ingin tau siswa, dengan
bertanya. Karna dengan bertanya siswa mampu menjadi pemikir yang handal dan
mandiri. Di antara manfaat bertanya atau mengajukan pertanyaan adalah ;
a) Memperluas wawasan berfikir
b)
Mengundang penguatan
c)
Memberi motivasi siswa untuk belajar
lebih jauh
3)
Menemukan (Inquiry)
Yaitu dengan melaksanakan sejauh mungkin kegiatan
inquiry untuk semua topic, siswa di beri pembelajaran untuk menangani
permasalahan yang mereka hadapi ketika berhadapan dengan dunia nyata. Dan guru
harus merencanakan sedemikian rupa sehingga apa yang mereka jelaskan relevan
dengan pengalaman di dunia nyata.
4)
Masyarakat Belajar (learning community)
Yaitu
menciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok). Siswa hidup dalam
lingkungan masyarakat tempat tinggalnya atau disekitar sekolah. Pemanfaatan
masyarakat sebagai konteks bagi siswa untuk pembelajaran kontekstual dapat
dilakukan disekolah, dengan dua cara yaitu ;
a) Menjadikan masyarakat sebagai nara sumber
(diundang kesekolah pada jam belajar)
b) Membawa siswa kelingkungan masyarakat
(kesawah, rumah sakit, dll)
5) Pemodelan (modeling)
Pemodelan yaitu menghadirkan model sebagai contoh
pembelajaran. Siswa akan mudah memahami dan menerapkan proses dan hasil belajar
jika dalam pembelajaran guru menyajikan dalam bentuk suatu model, bukan hanya
bentuk lisan. Siswa akan mampu mengamati dan mencontoh apa yang ditujukan oleh
guru. Oleh karena itu guru hendaknya mempertunjukkan hal-hal yang penting dan
mudah diterima oleh siswa.
6)
Refleksi (reflection)
Refleksi yaitu melakukan ringkasan akhir pertemuan pembelajaran,
refleksi ini merupakan ringkasan materi dari pembeljaran yang telah disampaikan
oleh guru. Siswa mengungkapkan, lisan atau tulisan dari apa yang mereka
terima/pelajari.
7)
Penilaian sebenarnya
Yaitu melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai
cara, penilaian bisa dengan cara guru memberikan pertanyaan berdasarkan isi
pelajaran. Tugas guru adalah menilai sejauh mana keberhasilan pembelajaran.
c.
Kegiatan dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
Kegiatan dan strategi pembelajaran kontekstual dapat
ditunjukkan berupa kombinasi dari kegiatan-kegiatan berikut ini:
1) Pembelajaran otentik
2) Pembelajarn berbasis inquiry
3) Pembelajaran berbasis masalah
4) Pembelajaran layanan
5) Pembelajaran berbasis kerja
d.
Prinsip Pembelajaran Kontekstual
Prinsip pembelajaran kontekstual adalah agar siswa
dapat mengembangkan cara belajarnya sendiri dan selalu mengkaitkan dengan apa
yang telah diketahui dan apa yang ada di masyarakat.adapun secara terperinci
prinsip pembelajaran kontekstual sebagai berikut :
1) Menekankan pada pemecahan masalah
2) Mengenal kegiatan belajar terjadi pada
berbagai konteks.
3) Mengejar siswa untuk membantu dan
mengarahkan belajarnya
4) Menekankan pembelajaran dalam konteks
kehidupan siswa
5) Mendorong siswa belajar dari satu dengan
lainnya
6) Menggunakan penilaian otentik.
e.
Metode Pembelajaran Kontekstual
Metode
yang dilakukan dalam pembelajaran kontekstual adalah menggunakan situasi
kehidupan nyata dari masyarakat setempat dimana siswadapat mengaflikasikan
pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka kembangkan.
f.
Contoh Pembelajaran Kontekstual
D.
Konsep Tentang Proses Pembelajaran (Pendidikan)
1. Menurut Jerome J. Bruner
Proses pendidikan adalah proses pembelajaran
(bagainama cara belajar, pendekatan, stretegi, metode dan lain sebagainya).
Sedangkan inti sasaran pembelajaran adalah membimbing siswa belajar.
2. Menurut Hilda Taba
Pandangan tentang proses penbelajaran mempunyai
ikatan erat dengan pandangan tentang fungsi pendidikan, terutama pendidikan
disekolah. Secara garis besar pandangan tentang fungsi pendidikan dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam :
1. Pendidikan berfungsi memelihara dan
menyampaikan warisan kebudayaan kepada generasi muda
2. Pendidikan berfungsi mengembngkan dan memperbaiki kebudayaan
3. Pendidikan berfungsi mengembangkan
kemampuan, kecakapan dan pribadi setiap individu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar