Judul
buku : Akhlak Tasawuf ( manusia, Etika, dan Makna hidup )
Penerbit
: Nuansa
Penulis
: Dr. M. Solihin, M.Ag dan M. Rosyid Anwar, S.Ag.
A.
Definisi Akhlak
Akhlak adalah sifat atau watak yang
sudah tertanam dalam hati dan telah menjadi
adat kebiasaan secara tertanam sehingga otomatis terekspresi dalam amal
perbuatan seseorang. ( Al-Ghazali ( 1059-1111 M ))
Menurut Rachmat Djatnika Ilmu akhlak
itu mengandung hal-hal sebagai berikut :
a.
Menjelaskan pengertian baik
dan buruk.
b.
Menerangkan apa yang
seharusnya dilakukan oleh seseorang atau sebagian manusia terhadap sebagian yang
lainnya.
c.
Menjelaskan tujuan yang
sebaiknya dicapai oleh manusia dengan perbuatan-perbuatannya,
d.
Menerangkan jalan yang
harus dilalui dan diperbuat.
B.
Hubungan Ilmu Akhlak dengan
Ilmu Tasawuf.
Bertasawuf pada hakikatnya adalah
melakukan serangkaian ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Ibadah
itu sendiri sangat berkaitan dengan akhlak. Menurut Harun Nasution, mempelajari
tasawuf sangat erat kaitannya dengan Al-Quran dan Al-sunnah yang mmementingkan
akhlak. Cara beribadah kaum sufi biasanya berimplikasi kepada pembinaan akhlak
yang mulia, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
C.
Pengertian tasawuf
tasawuf adalah istilah khusus dari
mistisisme dalam islam. Tujuan mistisisme adalah mencari hubungan langsung
dengan Allah. Intisari mistisisme termasuk di dalamnya adalah tasawuf ialah
kesadaran tentang adanya komunikasi dan dialog antara manusia dan Allah Swt.
Pada intinya definisi tasawuf adalah
upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat membebaskan seseorang
dari pengaruh kehidupan dunia sehingga ia punya akhlak yang mulia dan dekat dengan Allah Swt.
D.
Dasar-Dasar Ajaran Tasawuf.
1.
Unsur Islam
Secara umum, ajaran Islam
mengatur kehidupan yang bersifat lahiriah dan bathiniah. Dalam dimensi
kehidupan bathiniah lahirlah ajaran tasawuf. Kehidupan tasawuf mendapat
perhatian yang cukup besar dari sumber ajaran Islam, yaitu Al-Quran, Al-sunnah,
dan praktek kehidupan Nabi dan para
sahabatnya. Dalam Al-Quran ada petunjuk
bahwa manusia akan senantiasa bertemu
dengan Tuhan dimana pun mereka berada;[1]
dan senantiasa bersikap sabar untuk mendekatkan diri kepada Allah.[2]
2.
Unsur Dari Luar Islam
a.
Unsur Masehi
·
Sikap fakir
·
Pakaian wol yang kasar
(biasanya digunakan oleh Pendeta)
b.
Unsur Yunani
·
Kebudayaan yunani
·
Filsafat yunani
·
Akal Pikiran
c.
Unsur Hindu dan Budha
·
Cara beribadah
·
Reinkarnasi
d.
Unsur Persia
·
Persamaan istilah zuhd
Empat alasan tasawuf sebagai
inti ajaran islam yaitu, pertama, kehidupan yang kekal ada di akhirat.
Kebahagiaan di akhirat amat bergantung dengan bersihnya ruhani manusia dari
perbuatan dosa dan pelanggaran. Kedua
kebahagiaan yang hakiki di dunia ini sebenarnya terletak pada ketenangan bathin
yang di hasilkan dari kepercayaan dan ketundukan kepada Tuhan. Ketiga dalam
perjalanan hidupnya, manusia akan sampai pada batas-batas dimana semua hal yang
dimilikinya tidak di perlukan lagi. Keempat, dalam dunia modern yang
mengidap krisis dan penuh sisi-sisi negative, tasawuf dapat menjadi salah satu
altenatif untuk mengatasinya.
E.
3 macam ajaran tasawuf
·
tasawuf akhlaqi
yaitu perilaku tasawuf yang
dihiasi dengan akhlak yang baik, sehat, dan terpuji dan menghindari watak yang
tidak sehat seperti riya’, sum’ah, ujub, egois, sombong, dan sebagainya.
·
tasawuf amali
v
ada beberapa istilah yang
harus kita ketahui yaitu,
Ø
murid yang terdiri atas:
-
Mubtadi’ : orang yang baru
mempelajari syariat
-
Mutawasith : orang yang
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang syariat.
-
Muntahi : orang yang ilmu
syariatnya telah matang.
Ø
Syaikh : pengawas para
murid dalam segala kehidupan.
Ø
Syariat : amalan lahir yang
penting dalam agama dan bersumber dari al-quran dan hadis.
Ø
Tharikat : tata cara yang
telah digariskan dalam agama dan dilakukan hanya karena penghambaan diri kepada
Allah dan karena ingin berjumpa dengannya.
Ø
Hakikat : aspek bathiniah.
( rahasia yang paling dalam dari segala amal, inti dari syariat dan akhir dari
perjalan yang di tempuh oleh seorang sufi).
Ø
Ma’rifat : pengalaman,
pemahaman, dan penghayatan yang mendalam tentang Tuhan melalui hati sanubari
yang sedemikian lengkap dan luas.
v
Istilah yang menunjukkan
derajat seorang sufi melalui bimbingan guru, yaitu :
Ø
Al-manazil : tempat-tempat
perhatian yang dilalui seoarang mubtadi
Ø
Al-masyahid : hal yang terlihat
di tengah perjalanan yang sedang di tempuh oleh mutawasith ataupun muntahi.
Ø
Al-maqomat : derajat yang
diperoleh oleh sufi dengan usaha sendiri setelah selamat menempuh perjalanan
yang panajng dan berat.
Ø
Al-ahwal : derajat dan
situasi kejiwaaan yang di perolah seseorang atas anugrah dari Allah bukan dari
hasil usahanya seperti pada al-manazil dan al-masyahid.
·
Tasawuf falsafi
Berdasarkan tasawuf falsafi
,maka konsepsi tuhan mengalami perkembangan yang lebih lanjut yaitu:
v
Konsepsi etika ( yang
dipelopori dan berkembang di kalangan zuhud ) :
dzat Tuhan dianggap sebagai kekuasaan, daya, dan iradat yang mutlak.
v
Konsepsi estetika : tasawuf
bersumber dari anggapan bahwa Tuhan dan manusia berkomunikasi timbal-balik.
Jika seorang sufi menyembah
Tuhannya maka sebenarnya dia ingin mendapat sambutan cinta dari-Nya.
v
Konsepsi kesatuan wujud :
dalam diri manusia terdapat unsur-unsur ketuhanan, karena dia merupakan
pancaran dari Nur Ilahi. Oleh karena itu, jiwa manusia selalu berusaha kembali
bersatu dengan sumber asalnya.
Sistem pembinaan
akhlak dalam dunia sufi disusun sebagai berikut :
·
Takhalli : langkah
membersihkan diri ( taubat )
·
Tahalli : langkah menghiasi
diri dengan takwa
·
Tajalli : langkah
memantapkan, memperdalam, dan memelihara diri dengan istiqomah.
F.
Maqamat yang telah
disepakati oleh para sufi :
Maqamat secara harfiah berasal dari bahasa arab yan g berarti
“ tempat orang berdiri” atau “pangkal mulia”. Istilah ini di artikan sebagai “jalan
panjang yang harus ditempuh oleh seorang sufi untuk mendekat kepada Allah”.
Maqamat yang telah disepakati
oleh para sufi :
1.
Zuhud
2.
Taubah
3.
Wara’
4.
Faqr
5.
Shabr
6.
Tawakal
7.
Ridha
G.
Beberapa tokoh sufi yang
terkenal, diantaranya yaitu :
A.
Hasan Bashri
B.
Shafyan Tsauri
C.
Al-Qusairi
D.
Rabiah Al-Adawiyah
E.
Ma’ruf al-Kharki
F.
Al-muhasibi
G.
Abu Hasan al-saqathi
H.
Abu Yazid al-Busthami
I.
Al-Hallaj
H.
Sejarah Perkembangan
Tasawuf.
Tasawuf tampaknya muncul sejak
ada pertikaian antar umat Islam di zaman khalifah Ustman bin ‘Affan dan ‘Ali
bin Abi Thalib, khususnya karena faktor politik. Tetapi, ada juga yang memperkirakan bahwa
tasawuf telah muncul sejak kelahiran agama islam itu sendiri, yaitu sejak zaman
Nabi Muhammad, waktu itu Nabi berkhalwat ke gua Hira untuk mencari jalan
membersihkan diri dari hawa nafsu keduniawian, juga mencari jalan untuk membersihkan
hati dan menyucikan jiwa dari noda-noda yang menghinggapi masyarakat pada waktu
itu. Kesederhanaan kaum sufi di praktikkan oleh Abu Bakar, yang pernah hidup
dengan sehelai kain saja. Demikian pula Umar bin Khattab, beliau pernah memakai
kain dengan dua belas tambalan baju dengan empat tambalan dan tidak memiliki
kain lainnya.
I. Pengaruh Tasawuf bagi
Manusia
Tasawuf mungkin berpengaruh
positif dan tapi juga negatif bagi orang yang mempelajari dan mempraktikkannya.
Hal ini tergantung kepada ajaran, cara mempelajari, dan menerapkannya.
Pengaruh positif tasawuf
diantaranya :
a.
Membentuk jiwa seseorang
menjadi ikhlas dalam beramal.
b.
Menuntun penghayatnya agar
ruhaninya selalu rindu kepada Allah.
c.
Seorang sufi akan selalu
membersihkan dirinya karena Allah Maha Suci.
d.
Seorang sufi memiliki jiwa
yang tenang.
e.
Seorang sufi memiliki
keyakinan yang mendalam.
f.
Seorang sufi akan merasa sengang dalam beribadah.
Pengaruh negatif diantaranya :
a.
Bisa memotivasi seseorang
untuk melakukan ‘uzlah secara berlebihan. ( ‘uzlah adalah menyingkirkan diri
dari masyarakat.). akibatnya dapat
melemahkan perjuangan umat islam
b.
Membenci urusan duniawi
yang berlebihan bisa membawa seseorang menjadi aprioro dan eskapis terhadap
problem sosial-kemasyarakatan dan tidak mandiri secara ekonomi.
c.
Jika salah dalam menerapkan
ajaran tasawuf seseorang dapat menjadi miskin.
klo begitu akhlak itu perlu dibina dalam waktu yang lama ya?
BalasHapuspembinaan akhlak nyatanya sedari kecil sudah kita dapatkan :)
Hapus