Sabtu, 08 September 2012

TRIO PENYELAMAT IX

BAB IX

TRIO PENYELAMAT


PETE SANG PENYELAMAT

Sepertinya sudah berhari-hari sejak Bob didorong masuk ke van di tempat parkir museum namun dengan melihat ke arlojinya Bob tahu bahwa hanya beberapa jam telah berlalu. Tetap saja harapannya memudar secepat terbenamnya matahari merah di garis cakrawala. Kira-kira sejam lagi hari akan gelap ... suatu pikiran yang membuat jantung Bob berdebar kencang.
Di mana Pete? Apakah dia belum juga sadar bahwa alat penjejak tertempel pada mobil yang berbeda? Tentulah ia akan kembali ke markas dan melapor kepada Jupe. Jupe lalu akan kembali ke tempat kejadian dan dengan cepat mengetahui apa yang telah terjadi!
Bob bangkit dan mulai berjalan mondar-mandir di ruangan kecil itu. Sekonyong-konyong harapannya timbul kembali. Ia mendengar sesuatu di luar jendela. Ia menahan nafas dan menunggu suara itu terdengar kembali.
Terdengar lagi! Suara logam berdenting diikuti sesuatu yang bergeser pada suatu logam. Bob menjauhi dinding dan melihat ke atas ke arah jendela.
Sebuah bayang-bayang wajah muncul di bagian luar kaca jendela yang buram. Bob menghembuskan nafas lega. Pete mengintip melalui jendela! Penyelidik Kedua menyeringai ke arah Bob lalu memberi isyarat agar anak itu tidak bersuara sementara ia berusaha membuka daun jendela yang berkarat. Jendela itu akhirnya terbuka, berderit seolah-oleh memprotes. Bob menatap pintu dengan panik, lalu berpaling kembali ke arah Pete.
"Kau ada tali?" bisik Bob.
Pete menggelengkan kepala. "Lempar kemejamu ke sini!" bisiknya. Bob bergegas membuka kemejanya dan melemparkannya ke Pete, yang kemudian menghilang selama beberapa saat yang serasa berabad-abad.
Sementara menunggu Pete muncul kembali, Bob mendengar suara lain. Suara pintu garasi yang besar terbuka. Penculiknya telah kembali!
"Pete!" bisiknya. "Pete, cepat!"
Kemudian Bob mendengar suara langkah. "Ada yang datang!" desisnya. Langkah-langkah itu semakin dekat ... di mana Pete? Tepat pada saat itu kepala Pete muncul kembali di jendela. Ia telah merobek kemeja Bob dan kemejanya sendiri menjadi beberapa helai kain memanjang dan mengikat potongan-potongan itu menjadi semacam tali. Ia melemparkan tali itu melalui jendela dan Bob menangkapnya tepat pada saat pintu ruangan itu terbuka!
"Oh, kupu-kupu mengepakkan sayapnya, eh?" kata si orang Asia. Lelaki pendek itu menyerbu masuk sementara Pete menarik tali itu. Lelaki itu menangkap kaki Bob tapi tidak berhasil menahannya karena Bob menendang-nendang dengan liar sambil memanjat.
Ketika Bob memanjat keluar melalui ambang jendela, ia melihat bahwa Pete telah menumpukkan beberapa drum minyak sehingga ia dapat mencapai jendela. Ia menjejakkan kaki di atas drum itu dan memandang ke dalam ruangan. Si pria Asia telah menggenggam tali itu dan mulai memanjat. Ketika ia telah dekat dengan jendela, Pete melepaskan tali dan meloncat turun. Terdengar suara berdebam dengan jatuhnya lelaki Asia itu ke lantai.
Pete mendarat di tengah kepulan debu, diikuti oleh Bob.
"Ahhh!" seru Bob.
Rasa nyeri merambati kaki kanannya, membuat Bob menahan nafas. Beberapa waktu yang lalu Bob pernah dengan bodohnya mencoba memanjat tebing di dekat Rocky Beach seorang diri. Ia terjatuh dan kakinya patah di tempat yang tak terhitung banyaknya -- demikian menurut Dokter Alvarez. Sejak saat itu ia terpaksa menggunakan penopang sampai kakinya cukup kuat untuk dipakai berjalan lagi. Meskipun sudah berbulan-bulan ia tidak lagi mengenakan penopang itu, nampaknya Bob telah membebani bekas patahan di kakinya terlalu berat ketika ia meloncat dari atas drum. Pete berlari mendekat dan dengan tangannya menopang Bob.
"Kau tak apa-apa?" tanyanya sambil memandang ke arah jendela. "Bisa berjalan?"
Bob menggertakkan giginya. "Yah, tapi tidak jauh-jauh."
"Sepedaku kusembunyikan di semak-semak tidak terlalu jauh dari sini. Kira-kira kau bisa mencapainya?"
Bob nampak membulatkan tekad. "Kita coba saja!" katanya keras kepala.
Pete tersenyum dan membantu temannya tertatih-tatih secepat yang ia bisa ke sepedanya, selama ini terus-menerus memandang ke belakang untuk melihat kalau si pria Asia mengejar mereka. Ketika mereka tiba di tempat sepeda Pete, ia menyuruh Bob duduk di setang sementara ia mengayuh secepat-cepatnya menuju Jones Salvage Yard.
"Bagaimana kau menemukanku?" tanya Bob lega. "Apakah kau mengikuti jejak dari alat penjejak?"
Pete menceritakan bagaimana ia nyaris tidak berhasil kabur dari Leo Magellan dan si petugas keamanan. "Aku tidak bisa kembali ke museum sampai mereka pergi!" katanya. "Ketika aku kembali, aku tidak melihat jejak dari tempat mobil Magellan diparkir tadi. Aku tahu kau takkan pergi tanpa alasan jelas, jadi aku mengikuti firasatku, mencari-cari di sekeliling tempat parkir hingga kutemukan jejak itu. Kuikuti sampai kemari. Kau beruntung, aku langsung menemukanmu pada jendela pertama!"
"Wah, pekerjaan yang bagus, Pete!" kata Bob kagum. "Tunggu sampai kita telah kembali ke pangkalan dan bercerita kepada Jupe tentang petualangan yang dilewatkannya sementara ia menunggui telepon!"
Matahari sedang terbenam ketika Pete mengayuh sepedanya melewati gerbang besi besar di pangkalan. Konrad menyuruh mereka menuju bengkel Jupe, tempat Jupe marah-marah sejak kepergian mereka.
"Jupe sedang kesal," kata Konrad memperingatkan. "Sebaiknya hati-hati, jangan sebut-sebut tentang pekerjaan," ia tersenyum. Menurutnya tidak ada anak Amerika yang bekerja lebih keras daripada dia."
Anak-anak itu tertawa dan bisa menebak apa yang telah terjadi. Bibi Mathilda telah memojokkan Jupe dan menyuruhnya mengerjakan salah satu proyeknya yang tidak habis-habis, menumpuk, memilah-milah, mengatur, dan memperbaiki barang bekas! Pete mengayuh sepedanya menuju bengkel Jupe, Bob masih tetap duduk di setang. Mereka menemukan teman mereka yang gempal itu sedang duduk dengan muram di sebuah kursi lipat, memandangi lampu khusus di atas mesin cetak yang akan menyala jika ada yang menelepon ke markas.
Jupe mengangkat mukanya ketika melihat teman-temannya datang dan segera menyadari bahwa Bob terpincang-pincang. Rasa cemas merambati wajahnya. "Kau cedera! Apa yang terjadi? Ada masalah?"
"Bisa dibilang demikian," kata Pete.
"Sementara kau terjebak di sini, bekerja setengah mati untuk Bibi Mathilda, kami menemukan kepingan baru untuk teka-teki ini," kata Bob bercanda. "Seandainya saja Bibi Mathilda dan Paman Titus menyuruhmu bekerja lagi besok, Pete dan aku pasti sudah berhasil memecahkan kasus ini!"
Tapi Jupe nampak sangat serius. "Kau mencederai kembali kakimu, Data. Kita harus membawamu ke rumah sakit dengan segera!"
Bob terpaksa setuju. Ia sangat ingin memberi tahu Jupe tentang hari menarik yang mereka lalui namun ia harus mengakui bahwa kakinya benar-benar sakit. "Sepertinya kau benar," ia mengangkat bahu. "Tapi kami akan menceritakan apa yang terjadi selama di jalan."
"Setuju," kata Jupe. "Aku harus menelepon dari markas, setelah itu akan kuminta Paman Titus mengantarkan kita ke rumah sakit. Sementara itu kau menelepon orangtuamu dari rumah dan memberi tahu apa yang terjadi."
Beberapa saat kemudian kedua anak itu telah berdesak-desakan di dalam pick up pangkalan, Bob duduk di pangkuan Pete. Jupe telah meminjami mereka dua kemeja miliknya, kemeja-kemeja itu begitu besar sehingga kedua anak itu nampak kocak.
Tanpa merasa terganggu, mereka menceritakan petualangan mereka hari itu kepada Jupe, memastikan mereka tidak melupakan fakta bahwa ada seseorang bernama Jensen yang bekerja di museum dan bahwa beberapa jambangan dari Dinasti Won telah dicemari dengan tanda tanya.
"Dan kau yakin bahwa orang yang menculikmu bukanlah orang yang mengeluarkanmu dari van?" tanya Jupe.
"Positif," jawab Bob. "Penculikku berbadan besar, sangat kuat. Yang mengeluarkanku bertubuh kecil dan pendek, orang Asia. Jelas bukan orang yang sama."
Jupe nampak hanyut dalam pikiran ketika Konrad memarkir kendaraan di depan pintu rumah sakit. "Kita telah tiba," kata Konrad. "Akan kugendong Bob ke dalam."
"Tidak perlu, Konrad, tidak separah itu," protes Bob.
"Tidak, Bob, kau tidak boleh berjalan. Kugendong kau sekarang," kata lelaki Bavaria bertubuh besar itu dengan tegas.
Ketika anak-anak itu memanjat keluar, mereka melihat sebuah sedan abu-abu berhenti di samping pick up. Yang datang adalah Worthington, supir pribadi anak-anak. Beberapa waktu yang lalu Jupiter telah memenangkan hak menggunakan sebuah Rolls-Royce bersepuh emas dari Rent-'n-Ride Auto Rental Company dalam sebuah kontes yang mereka sponsori. Termasuk dalam hadiah itu adalah seorang supir cakap berkebangsaan Inggris bernama Worthington. Selama beberapa kasus yang mereka tangani, Worthington menyukai ikut serta dalam penyelidikan anak-anak itu dan kini menganggap dirinya penyelidik keempat tidak resmi. Supir Inggris bertubuh langsing itu bergegas menggabungkan diri.
"Master Andrews, Anda cedera!" serunya.
"Tidak parah, Worthington," kata Bob. "Hanya salah mendarat dan terlalu membebani kakiku."
"Biarlah Dokter Alvarez yang menilainya," kata Worthington serius. Mereka masuk ke lobi tempat Dokter Alvarez dan orangtua Bob telah menunggu. Sementara Konrad menggendong Bob untuk tes sinar X, Jupiter mengusap rambutnya dan menggeleng-geleng dengan kesal. "Aku merasa bertanggung jawab atas cederanya Bob," katanya. "Seharusnya aku saja yang pergi dan Bob menunggui telepon."
"Kau tidak boleh menyalahkan dirimu, Pertama," kata Pete. "Sudah berapa kali kita menghadapi situasi yang tidak mengenakkan ketika menangani kasus? Kau sendiri pernah cedera, aku juga. Bob akan segera normal kembali."
"Master Crenshaw benar sekali," kata Worthington. "Anda tidak sepatutnya merasa bersalah. Ada sebuah kasus yang menyangkut reputasi Anda untuk dipecahkan, kecuali saya benar-benar salah, Master Andrews pasti ingin Anda melanjutkan penyelidikan."
"Kurasa kau benar," desah Jupe. "Tidak ada gunanya menyesali yang telah terjadi. Kau menemukan sesuatu, Worthington?"
"Menemukan?" tanya Pete. "Menemukan apa?"
"Kau dan Bob bukan satu-satunya yang menyelidik hari ini. Ketika kalian berada di museum, aku menelepon beberapa orang, salah satunya Worthington, yang bersedia membantu kita melakukan suatu penyelidikan. Baiklah, Worthington, apa yang kau temukan?"
Worthington mengusap dagunya dan berdehem. "Saya khawatir, Master Jones ... sepertinya kesimpulan Anda benar-benar salah!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar