Kamis, 27 Desember 2012

resensi Novel Perempuan yang Hilang


Resensi “Mencari perempuan yang hilang”
Judul asli : al-Bahts’an imra’ah mafqudah
Penulis                  : DR. Imad Zaki
Penerjemah           : DR. Zuriyati
Penerbit asli          : Markaz as-Rayah
Cetakan                : pertama, 2002
Editor                   : Abu Fawwuz
Kategori               :  cerita fiksi
Novel ini menceritakan kisah cinta, kehidupan seorang anak manusia, moral bahkan kekejaman seorang ayah.
Penulis menghadirkan kisah cinta antara tokoh Sholeh dan tokoh wanita bernama Ahlam, sholeh adalah seorang dokter yang ahli dibidangnya serta lulusan cum laude di universitas kedokteran, ia bekerja di rumah sakit Ibnu Nafis, rumah sakit tempat berkumpulnya dokter spesialis.
Sholeh lahir dari keluarga yang sederhana, berkecukupan harta dan kasih sayang, ayahnya adalah seorang laki-laki gigih yang bekerja dengan giat tanpa berkeluh kesah untuk menghidupi keenam anaknya termasuk sholeh, dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang mendidik keenam anaknya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan.
Sedangkan Ahlam adalah seorang gadis cantik yang juga bekerja di rumah sakit Ibnu Nafis bersama Sholeh, ayahnya seorang kaya raya pemilik beberapa gedung-gedung mewah danmegah salah satunya adalah  pusat perbelanjaan terbesar al-Burju Azraq (menara biru ). Ibunya seorang perempuan konglomerat yang aktif di kegiatan organisasi perkumpulan wanita-wanita kaya .
Ahlam dibesarkan dengan harta yang berlimpah ruah. Ia dibesarkan dengan 3 orang pembantu yang siap sedia mengurusi keperluannya. Satu orang pembantu bertugas mengurusi kebersihan Ahlam, satu orang bertugas mengurusi keperluan makan Ahlam, satu orang lagi bertugas menjaga kesehatan Ahlam. Ahlam bagaikan seorang puteri raja yang bergelimang kemewahan,apapun yang ia mau akan dengan mudah didapatkannya, segalanya ia miliki.
Ayahnya selalu memberikan apapun tanpa ia minta. Namun ternyata di balik kemewahan yang Ahlam miliki, ia merasa tidak bahagia. Tidak bahagia karena tidak dapat merasakan kasih sayang seorang ibu, layaknya anak perempuan lainnya. Ia hanya di manjakan dengan harta dan kesenangan duniawi.
Ia bagaikan tumbuhan di padang pasir, dari luar terlihat kokoh menjulang tinggi akan tetapi di dalamnya kering tanpa air. Segalanya ia miliki namun kasih sayang hakiki yang seharusnya diberikan oleh seorang ibu dan ayah tak ia  miliki.
Penulis mempertemukan dr. Sholeh dengan dr.Ahlam di tempat mereka bekerja yaitu rumah sakit Ibnu Nafis. Dr.Ahlam mencintai dr.Sholeh karena dr.Sholeh adalah lelaki tampan yang berakhlak mulia, cerdas, berdedikasi tinggi, selain tampan  ia sangat menghormati para wanita.
Sedangkan bagi dr. Sholeh, Dr. Ahlam bagaikan bulan purnama keindahannya, kecantikan dan budi luhur serta berakhlak mulia. Yang di miliki dr.Ahlam  dapat membius seluruh lelaki untuk mencintainya.
Namun, kisah cinta mereka tidak semudah yang mereka bayangkan. Di benak dr.Sholeh ia hanya bermimpi mencintai seorang gadis, puteri seorang konglomerat, yang seluruh negara ini mengenal siapa ayah gadis yang ia cintai, sedangkan dr.Sholeh hanyalah seorang dokter yang hanya memiliki gaji yang cukup besar namun tidak dapat menandingi kekayaan seorang Abdul Ghani Zahabi, ayah gadis yang ia cintai, pemilik pusat perbelanjaan yang megahnya bagaikan istana raja.
Bagaimanapun bagi dr.Sholeh ia hanyalah seseorang yang bagaikan pungguk merindukan bulan.ia sangat cemas dan bimbang, dr.Sholeh sangat yakin jikalau ayah ahlam pasti akan menolak lamarannya. Akan tetapi dr.ahlam berusaha menyakinkan kekasihnya , bahwasanya ayahnya tidak akan menolak dan menerima pinangannya. Karena keputusan sesungguhnya ada ditangan dr.Ahlam, karena yang menikah adalah dirinya bukan ayahnya.
 Bahkan dr.Ahlam menjamin bahwasanya jika ayahnya menolak pinangan dr.sholeh yang ia cintai, ia tidak akan pernah mencintai laki-laki lain untuk menggantikan dr.sholeh. mendengar keyakinan ahlam, dr. Sholeh menetapkan pilihannya dan tidak menunda-nunda untuk bertemu dengan Abdul Ghani Zahabi, ayah Ahlam serta calon mertuanya.
Namun, semuanya tidak berjalan mulus,  pada awalnya ayah ahlam menerima kedatangan dr.Sholeh dengan bermuka manis, dan bahkan ia menerima pinangan dr. Sholeh untuk dapat menikahi puteri satu-satunya.
 Akan tetapi,Abdul Ghani Zahabi adalah orang memiliki amibi kuat dan tidak mau rugi, bahkan pinangan untuk putri satu-satunya dibuat menjadi ajang bisnis yang menguntungkan untukknya. Ia memperalat dr.sholeh untuk bisnis kejahatan dan kecurangannya. Apabila dr.sholeh menolak, maka ayah ahlam menolak pinangan dr.sholeh untuk menikahi puterinya.
Cinta yang dimiliki dr.shioleh kepada dr.ahlam adalah cinta yang benar-benar tulus, namun sebesar apapun cinta yang dr.sholeh miliki, ia tidak akan mengorbankankanya hanya untuk kepentingan pribadi Abdul Ghani Zahabi yang membahayakan banyak orang. Maka dengan tegas, ia menolak permintaan ayah ahlam, dan itu artinya pinangan dr.sholeh untuk menikah dengan dr.ahlam hanyalah sia-sia belaka
Tokoh Abdul Ghani Zahabi menjadi peran utama yang membuat kisah ini menajdi semakin menarik dan misterius. Tokoh abdul ghani yang arogan, ambisius, menghalalakan segala cara untuk mancapai keinginannya dan mendapatkan keuntungan yang besar menjadi aktor utama dalam novel ini.
Selain itu penulis bercerita tentang zaman saat ini, zaman sekarang adalah zaman edan, zaman yang  aneh, penuh bara dan konflik. Seakan-akan dunia ini semakin sempit sehingga tidak ada lagi tempat untuk kejujuran dan nilai-nilai moral, bahkan tidak ada lagi artinya sebagai manusia.
Jika kau ingin menjadi orang cerdas, bersih, dan jujur saat ini, justru kau akan terlihat aneh. Masyarakat akan memandangmu sebagai makhluk yang muncul dari alam lain. Kau akan tersisih karena tak seorang pun yang mau menoleh padamu. Kau akan hidup dalam nuansa yang membunuh dan mencekik dirimu sendiri. Belum cukup sampai disini. Mereka tidak akan meninggalkan dirimu sendirian dalam keadaan bersih, damai dan istiqomah. Mereka senantiasa berusaha menghina, mencerca, dan merusakkan kecerdasanmu. Mereka merasa bahwa kecerdasan dan keahlianmu hanya akan mempertontonkan kelemahan mereka.
Itu adalah beberapa potong kisah yang tersurat didalam novel ini. Dalam novel ini, penulis mencoba mengungkapkan  keadaan masyarakat saat ini, dimana moral dan etika serta keadilan tidak berjalan dengan sesuai. Penulis menekankan bahwasanya kecerdasan, ketaatan, kejujuran, bermoral serta berbudaya adalah omong kosong belaka. 
Seorang manusia yang hidupnya bersih pun akan menjadi sedikit dan pudar oleh waktu dikarenakan keadaan menolaknya, keadaan tidak menerima seorang manusia yang bersikap idealis dan menentang mereka.
Penulis menguatkan keadaan ini dengan menghadirkan tokoh yang bernama Ustad Said, dia seorang wartawan yang handal , pemilik penerbitan sebuah majalah al-ayyam. Ia seorang pemberani, cerdas, idealis dan selalu berusaha mengungkan kebenaran yang terjadi melalui artikel  kriminal yang ditulisnya.
Namun di suatu waktu ia terperangkap dengan pemikirannya dan kenyataan yang ia miliki, ia mencoba mengungkapkan sebuah kebenaran atas kejadian  pengaborsian seorang bayi yang tidak bersalah. namun usaha ustad said sia-sia belaka dan hanya menjadi bumerang bagi dirinya, dia di angggap sebagai seseorang yang memuakkan, ia di hadapkan pada kenyataan bahwasanya kebenaran bisa di beli oleh uang.
Ia menjadi terpukul atas apa yang terjadi pada dirinya dan mengubah jalan hidupnya. Biasanya ia menerbitkan artikel tentang berita kriminal  serta berusaha mengungkap siapa pelaku di balik kejadian ini, namun karena ia merasa tertekan dengan kenyataan yang ada ia beralih menulis artikel tentang berita-berita tentang seorang seniman, selebriti dunia model dan pameran.
Apa yang terjadi pada tokoh Ustad said ini, lagi-lagi penulis menjelaskan keadaan masyarakat saat ini,masa yang penuh idealis, masa yang berakar budaya dan memiliki nilai-nilai moral, kini semua sudah berakhir. Tinggal pidato-pidato kosong.
Masa sudah berubah. Masa sekarang sudah berada di bawah kepemimpinan yang bernama dolar. Dolar bagaikan kebutuhan utama yang  menjauhkan budi luhur, moral dan akhlak dari kehidupan saat ini.
Tokoh Abdul Ghani memberikan pengaruh besar didalam novel ini, ia adalah dalang dari semua kericuhan ada, ia adalah sumber petaka bagi musibah yang terjadi, ia adalah pelaku utama pembunuhan, kedholiman, dan kehancuran kehidupan orang lain bahkan anak kandungnya sendiri.
Demi kekayaan dan ambisinya ia memfitnah dr.Sholeh dan menghalalkan segala cara agar dr.sholeh di benci oleh puterinya. Dengan kekuatannya ia membunuh seorang gadis tak bersalah yang bernama nura demi menutupi kesalahannya.
Namun, semua kebohongan, kedholiman, dan kesalahan yang di buat oleh Abdul Ghani Zahabi di ditentang oleh puterinya, dr.Ahlam Zahabi membuka semua kesalahan yang dilakukan ayahnya dihadapan majelis persidangan yang sebenarnya dilaksanakan untuk memvonis hukum mati dr.syarif yang dituduh sebagai membunuh nura.
Setelah pengakuan  lugu seorang anak yang merasa tertekan atas kejahatan ayahnya, dr.ahlam pergi meninggalkan kotanya. Dan bahkan berhari-hari, berbulan-bulan lamanya tidak ada kabar satupun tentang dr.ahlam.
Mencari perempuan yang hilang adalah kisah pilu seorang wanita yang menghilang dari peradapan karena berat untuk menanggung beban kejahatan ayahnya yang merugikan orang banyak, kisah seorang wanita yang menghilang dari peradaban karena tidak menikahi kekasih pujaannya karena sikap ayahnya yang arogan, ambisius serta serakah, dan kisah seorang anak yang tidak di didik dengan benar dan penuh kasih sayang oleh orang tuanya.




1 komentar: